Kamis, 28 Januari 2016

askeb 4

 

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur ke hadirat Allah SWT, karena atas rahmat, taufik serta hidayah-Nya, kami dapat menyelesaikan penyusunan sebuah makalah yang berjudul “Pendokumentasan dengan metode SOAP
Penyusunan makalah ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Dokumentasi. Selain itu, untuk menambah wawasan dan pengetahuan yang lebih luas berkenaan dengan judul makalah yang kami susun.
Dalam penyusunan makalah ini kami menemukan beberapa kendala, namun berkat beberapa refrensi yang saya dapatkan akhirnya saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini
Saya  menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu saya selaku penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari dosen pembimbing serta temen-teman, demi kesempurnaan penyusunan makalah selanjutnya.
Akhirnya, semoga makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi saya umumnya bagi kita semua. Amin.





                                                Tebing Tinggi, Maret 2015


                                                                                                            Penulis







DOKUMENTASI DENGAN METODE SOAP
A.    PENDOKUMENTASIAN MANAJEMEN KEBIDANAN DENGAN METODE SOAP
            Menurut thomas (1994 cit.muslihatun, dkk, 2009), dokumentasi adalah catatan tentang interaksi ant
ara tenaga kesehatan, pasien, keluarga pasien dan tim kesehtan tentang pasien, pendidikan pasien, dan respon pasien terhadap semua asuhan yang telah diberikan.
            Pendokumentasian yang benar adalah pendokuntasian mengenai assuhan yang telah dan akan dilakukan pada seorang pasien, didalamnya tersirat proses berfikir bidan yang  sistemmatis dalam menghadapi seorang pasien  sesuai langkah-langkah manajemen kebidanan.
            Pendokumentasian atau catatan manajemen kebidanan dapat diterapkan metode SOAP. Dalam metode SOAP, S adalah subjektif, O adalah objektif, A adalah analisis atau asssessment, dan P adalah planning. Merupakan catatn yang bersifat sederhana, jelas, logis dan singkat. Prinsip dari materi SOAP ini merupakan proses pemikiran penatalaksanan manajemen kebidanan.
                 
S (Data subjektif)
            Data subjektif (S) merupakan pendokuntasian manajemen kebidanan menurut Helen Varneylangkah pertama (pangkajian data) terutama data yang diperoleh melalui anamnesis. Data subjektif ini berhubungan dengan nasalah dari sudut pandang pasien. Ekspresi pasien mengenai kekhawtiran dan keluhan nya yang dicatat sebai kutipan langsung atau ringkasan yang akan berhubungan langsung dengn diagnosis. Data subjektif ini nantinya akan menguatkan diagnosis yang akan disusun.
            Pada pasien yang bisu, dibagian data di belakang huruf “S”, diberi tanda huruf “O” atau “X”. Tanda ini akan menjeleskan bahwa pasien adalah penderita tuna wicara.

O (Data objektif)
            Data objektif (O) merupakan pendokumentasian  manajeman kebidanan menuurut Helen Varney pertama (pengkajian data), terutama data yang diperoleh melalui hasil observasiyang jujur dari pemeriksaan fisikpasien, pemeriksaan laboratorium/pemeriksaan diagnostik lain. Catatan medik dan informasidari keluarga atau orang lain dapat dimasukkan dalam data objektif ini. Data ini akan memberi bukti gejala klinis pasien dan fakta yang berhubungan dengan diagnosis.

A (Assessment)
            A (Analysis/Assessment), merupakan pendokumentasian hasilanalisis dan interprestasi (kesimpulandari data subjektif dan objektif. Dalam pendokumentasian manajemen kebidan, karena keadaan pasien yang setiap saat bisa mengalami perubahan, dan akan ditemukan informasi baru dalam data subjektif maupun data objektif, maka proses pengkajian data akan menjadi sangat dinamis. Hal ini juga menuntut bidan untuk sering melakukan analisis data yang dinamis tersebut dalam rangka mengikuti perkembangan pasien. Analisis yang tepat dan akurat akan menjamin cepat di ketahuinya perubahan pada pasien, sehingga dapat diambil keputusan/tindakan yang tepat
            Analysis/assesment merupakan pendokumentasian manajemen kebidanan menurut Helen varney langkah kedua, ketiga dan keempat sehingga mencakup hal hal berikut ini diagnsis/masalah kebidanan,diagnosis/masalah potensial serta perlunya mengidentifikasi kebutuhan tindakan segera untuk antisipasi diagnosis/masalah potensial. Kebutuhan tindakan segera harus diidentifikasimenurut kewenangan bidan,meliputi tindakan mandiri,tindakan kolaborasi dan tindakan merujuk klien.

P (Planning)              
            Membuat rencana tindakan saat itu atau yang akan datang. Untuk mengusahakan tercapainya kondisi pasien yang sebaik mungkin atau menjaga mempertahankan kesejahteraannya. Proses ini termasuk kriteria tujuan tertentu dari kebutuhan pasien yang harus dicapai dalam batas waktu tertentu, tindakan yang diambil harus membantu pasien mencapai kemajuan dalam kesehatan dan harus sesuai dengan instruksi dokter
            Meskipun secara istilah,P adalah planning/perencanaan saja,namun P dalam metode SOAP juga merupakan gambaran pendokumentasian implementasi dan evaluasi. Dengan kata lain, P dalam SOAP meliputi pendokumentasian manajemen kebidanan menurut Helen Varney langkah kelima,keenam dan ketujuh. Pendokumentasian dalam SOAP ini, adalah pelaksanaan asuhan sesuai rencana yang telah disusun sesuai dengan keadaan dan dalam rangka mengatasi masalah pasien. Pelaksanaan tindakan harus disetujui oleh pasien,kecuali bila tindakan tidak dilaksanakan akan membahayakan keselamatan pasien. Sebanyak mungkin pasien harus dilibatkan dalam proses implementasi ini. Bila kondisi pasien berubah,maka rencana asuhan maupun implementasinya pun kemungkinan besar akan ikut berubah atau harus disesuaikan.
            Dalam planning ini juga harus mencantumkan evaluation/evaluasi,yaitu tafsiran dari efek tindakan yang telah diambil untuk menilai efektifitas asuhan/hasil pelaksanaan tindakan.evaluasi berisi analisis hasil yang telah dicapai dan merupakan fokus ketepatan nilai tindakan/asuhan.jika kriteria tujuan tidak tercapai,proses evaluasi ini dapat menjadi dasar untuk mengembangkan tindakan alternatif sehingga tercapai tujuan yang diharapkan. Untuk mendokumentasikan proses evaluasi ini, diperlukan sebuah catatan perkembangan,dengan tetap mengacu pada metode SOAP


B.     PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR
            Manajemen asuhan segera pada bayi baru lahir normal adalah asuhan yang diberikan pada bayi pada jam pertama setelah kelahiran,dilanjutkan sampai 24 jam setelah kelahiran. Asuhan kebidanan pada bayi baru lahir bertujuan untuk memberikan asuhan yang adequat dan tersetandart pada bayi baru lahir dengan memperhatikan riwayat bayi selama kehamilan,dalam  persalinan dan keadaan bayi segera setelah dilahirkan.
            Hasil yang diharapkan dari pemberian asuhan kebidanan pada bayi baru lahir,adalah terlaksananya asuhan segera/rutin pada bayi baru lahir termasuk melakukan pengkajian,membuat diagnosis,mengidentifikasi masalah kebutuhan bayi,mengidentifikasi diagnosis dan  masalah potensial,tindakan segera serta merencanakan asuhan .

C.     DOKUMENTASI ASUHAN KEBIDANAN PADA NEONATUS
Langkah 1. Pengkajian Data
            Melakukan pengkajian dengan mengumpulkan semua data yang dibutuhkan untuk mengevaluasi keadaan bayi baru lahir.
a.      Pengkajian segera setelah lahir
Pengkajian ini bertujuan untuk mengkaji adaptasi bayi baru lahir dari kehidupan dalam iterus kekehidupan luar uterus,yaitu dengan penelitian APGAR, meliputi appearence(warna kulit), pulse(denyut jantung), activity(tonus otot), and respiratory effort(usaha bernafas ). Pengkajian sudah dimulai sejak kepala tampak dengan diameter besar di vulva(crowning).
b.      Pengkajian keadaan fisik
Setelah pengkajian segera setelah lahir,untuk memastikan bayi dalam keadaan normal atau mengalami penyimpangan. Data subjektif bayi baru lahir yang harus dikumpulkan,antara lain:
a.       Faktor genetik, meliputi kelainan/gangguan metabolik pada keluarga dan sindroma genetik
b.      Faktor maternal(ibu), meliputi adanya penyakit jantung,diabetes melitus, penyakit ginjal, penyakit hati, hipertensi, penyakit kelamin, riwayat penganiayaan, riwayat abortus, RH/isoimunisasi
c.       Faktorantenatal,meliputipernahANC/tidak,adanyariwayatperdarahan,preeklamsia,infeksi, perkembangan janin terlalu besar/terganggu,diabetes gestasional,poli/oligohidramnion.
d.      Faktor perinatal,meliputi prematur/postmatur,partus lama,penggunaan obat selama persalinan, gawat janin, suhu ibu meningkat, air ketuban bercampur mekoneum,amnionitis,keuban pecah dini, perdarahan dalam persalinan, jenis persalinan.
Data objektif bayi baru lahiryang harus dikumpulkan antara lain:
a.      Pemeriksaan fisik
Dalam waktu 24 jam,bila bayi tidak mengalami masalah apapun, lakukanlah pemeriksaan fisik yang lebih lengkap.



Pemeriksaan Umum
Ø  Pernafasan.pernafasan BBL normal 30-60kali per menit,tanpa retraksidada dan tanpa suara merintih pada fase ekspirasi. Pada bayi kecil mungkin terdapat retraksi dada ringan dan jika bayi berhentinafas secara periodik selama beberapa detik masih dalam batas normal.
Ø  Warna kulit. Bayi baru lahir aterm kelihatan lebih pucat dibanding bayi preterm karena kulit lebih tebal.
Ø  Denyut jantung. Denyut jantung BBL normal adalah antara 100-160 kali per menit,tetapi dianggap masih normal jika diatas 160 kali per menit dalam jangka waktu pendek,beberapaq kali dalam satu hari selama beberapa hari pertama kehidupan, terutama bila bayi mengalami distres.
Ø  Suhu aksiler 36,5ºc sampai 37,5ºc.
Ø  Postur dan gerakan. Postur normal BBL dalam keadaan istirahat adalh kepalan tangan longgar, dengan lengan pangguldan lutut semifleksi.
Ø  Tonus otot/tingkat kesadaran. Rentang normal tingkat kesadaran BBL adalah mulai dari diam hingga sadar penuh dan dapat ditenangkan jika rewel. Bayi dapat dibangunkan jika diam atau sedang tidur.
Ø  Ekstremitas. Periksa posisi,gerakan,relaksasi bayi jika ekstremitas disentuh,dan pembengkakan
Ø  Kulit. Warna kulit dan adanya verniks kaseosa, pembengkakan atau bercak hitam,tanda lahir/tanda mongol.kelainan itu biasanya terlihat pada hari pertama terlihat pada muka,tubuh dan punggung terjadi pada hari kedua.jika kulit tubuh dan punggung serta abdomen yang terkelupas pada hari pertama juga masih dianggap normal.
Ø  Tali pusat,normal berwarna putih kebiruan pada hari pertama,mulai kering dan berkerut/mengecil dan akhirnya lepas setelah 7-10 hari
Ø  Berat badan normal,2500-4000 gram.
Pemeriksaan Fisik ( Head to Toe )
Ø  Kepala:ubun ubun,sutura, moulase,caput succedaneum,cephal haematoma, ubun ubun besar, ubun ubun kecil, sutura, moulase, dll
Ø  Muka:tanda-tanda paralisis.
Ø  Mata:keluar nanah, bengkak pada kelopak mata,perdarahan subkonjungtiva dan kesimetrisan.
Ø  Telinga:kesimetrisan letak dihubungkan dengan mata dan kepala.
Ø  Hidung:kebersihan, palatikisis.
Ø  Mulut:labio/palatoskisis,trush, sianosis, mukosa kering/basah.
Ø  Leher:pembengkakan dan benjolan
Ø  Klavikula dan lengan tangan :gerakan, jumlah jari
Ø  Dada: bentuk dada, puting susu, bunyi jantung dan pernapasan.
Ø  Abdomen: penonjolan sekitar tali pusat pada saat menangis, perdarahan tali pusat, jumlah pembuluh darah pada tali pusat, diding perut, dan adanya benjolan distensi, gastroskisis, ompalokel, bentuk.
Ø  Genetalia: kelamin laki-laki:testis berada dalam skrotum, penis berlubang dan berada di ujung penis. Kelamin perempuan:vagina, uretra berlubang, labia mayor dan labia minor
Ø  Tungkai dan kaki: gerakan, bentuk,dan jumlah jari.
Ø  Anus: berlubang/tidak, fungsi spingter ani.
Ø  Punggung:spina bifida, mielomeningokel.
Ø  Refleks:moro,roting,walking, graphs, sucking, tonicneck.
Ø  Antropometri:BB,PB, LK, LD, LP, LLA
Ø  Eliminasi:BBL normal biasanya kencing lebih dari enam kali perhari. BBL normal biasanya berak cair enam hari sampai delapan kali perhari.dicurigai diare apabila frekuensi meningkat, tinja hijau atau mengandung lendir atau darah. Perdarahan vagina pada BBL dapat terjadi selama beberapa hari pada minggu pertama kehidupan dan hal ini dianggap normal.

Langkah 2 interprestasi data
            Melakukan identifikasi yang benar terhadap diagnosi,masalah dan kebutuhan bayi berdasarkan data yang telah dikumpulkan pada langkah . contoh
Diagnosis
1.      Bayi cukup bulan, sesuai masa kehamilan, dengan asfiksia sedang.
2.      Bayi kurang bulan,kecil masa kehamilan dengan hipotermi dan gangguan pernafasan
Masalah
1.         Ibu kurang informasi
2.         Ibu menderita PEB
3.         Ibu post SC sehingga tidak bisa melakukan skin to skin contact secara maksimal.

Langkah 3. Identifikasi diagnosis atau masalah potensial
            Mengidentifikasi diagnosis atau masalah potensial yang mungkin akan terjadi berdasarkan diagnosis atau masalah yang sudah di identifikasi.
Contoh
Diagnosis potensial
1.      Hipotermi potensial terjadi gangguan pernapasan
2.      Hipoksia potensial terjadi asidosis
3.      Hipoglikemi potensial terjadi hipotermi
Masalah potensial:potensial terjadi masalah ekonomi bagi orang tua yang tidak mampu, karena bayi membutuhkan perawatan intensif dan lebih lama.

Langkah 4.identifikasi dan menetapkan kebutuhan yang memerlukan penanganan segera
Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter dan/ atau ada hal yang perlu di konsultasikan atau ditangani bersama anggota dengan anggota tim kesehatan lain sesuai kondisi bayi, contohnya adalah bayi tidak segera bernafas spontan dalam 30 detik, segera lakukan resusitasi
Langkah 5. Merencanakan asuhan yang menyeluruh
            Merencanakan asuhan menyeluruh yang rasional sesuai dengan temuan pada langkah sebelumnya.
Contoh
1.      Mempertahankan suhu tubuh tetap hangat
2.      Perawatan mata
3.      Memberikan identitas bayi
4.      Memperlihatkan bayi pada orang tuanya/keluarga
5.      Memfasilitasi kontak dini pada ibu
6.      Memberikan vitamin K1
7.      Konseling
8.      Imunisasi
Langkah 6. Melaksanakan perencanaan
Mengarahkan atau melaksanakan rencana asuhan secara efektif dan aman.
Contoh
1.      Mempertahankan suhu tubuh agar tetap hangat, dengan cara memastikan bayi tetap hangat dan terjadi kontak antara kulit bayi dengan kulit ibu, mengganti handuk/ kain basah dan bungkus bayi dengan selimut dan memastikan bayi tetap hangat dengan memeriksa telapak kaki setiap 15 menit. Apabila telapak kaki teraba dingin, memeriksa suhu aksila bayi
2.      Perawatan mata
Obat mata eritromisin 0,5% atau tetrasiklin 1% dianjurkan untuk mencegah
penyakit mata karena clamidia. Obat mata perlu diberikan pada jam pertama
setelah persalinan.
3.      Memberikan identitas bayi
Alat pengenal untuk memudahkan identifikasi bayi perlu dipasang segera setelah lahir.
a.       Alat pengenal yang digunakan hendaknya tahan air, dengan tepi halus, tidak mudah melukai, tidak mudah sobek dan tidak mudah lepas
b.      Pada alat pengenal, harus mencantumkan nama(bayi dan ibu),tanggal lahir,nomor bayi, jenis kelamin dan unit perawatan .
c.       Ditempat tidur bayi juga harus dicantumkan tanda pengenal yang mencantumkan nama ( bayi dan ibu ), tanggal lahir dan nomor identitas.
d.      Sidik telapak kaki bayidan sidik ibu jari ibu harus di cetak di catatan yang tidak mudah hilang. Hasil pengukuran antropometri dicatat dalam catatan medis.
4.      Memperlihatkan bayi pada orang tuanya/keluarganya
5.      Memfasilitasi kontak dini bayi dengan ibu
a.       Berikan bayi pada ibu sesegera mungkin.agar ikatan batin bayi dengan ibunya terhadap ibi dan pemberian ASI dini
b.      Doronglah ibu untuk menyusui bayinya, jangan paksakan bayi untuk menyusu
c.       B ila memungkinkan jangan pisahkan bayi dengan ibunya biarkan paling tidak 1 jam setelah bayi lahir.
6.      Memberikan vitamin K1
Untuk mencegah terjadinya perdarahan karena defisiensinya pada bayi baru lahir,lakukan hal sebagai berikut.
a.       Semua BBL normal dan cukup bulan perlu diberi vitamin K per oral 1 mg/hari selama 3 hari.
b.      Bayi resiko tinggi diberikan vitamin K1 parenteral dengan dosis 0,5-1 mg IM
7.      Konseling
Ajarkan pada ibu/orang tua bayi untuk:
a.       Menjaga kehangatan bayi
b.      Pemberiaan ASI
c.       Perawatan tali pusat.
1.      Pertahankan sisa tali pusat dalam keadaan terbuka
2.      Lipatlah popok di bawah sisa tali pusat
3.      Jika tali pusat terkena kotoran cuci dengan sabun dan air bersih lalu keringkan
d.      Mengawasi tanda tanda bahaya .
Tanda bahaya yang harus diwaspadai pada bayi baru lahir adalah :
1.      Pernafasan sulit
2.      Suhu terlalu panas
3.      Warna kulit pucat
4.      Pemberian ASI sulit
5.      Tali pusat merah
6.      Infeksi
7.      Tidak berkemih
8.       Menggigil
9.      Mata bengkak
8.      Imunisasi
Dalam waktu 24 jam sebelum ibu dan bayi dipulangkan ,berikan imunisasi BCG ,anti polio oral, dan hepatitis B.
Langkah 7. Evaluasi
Mengulang kembali proses manajemen dengan benar terhadap setiap aspek asuhan yang sudah dilaksanakan tetapi belum efektif.

Contoh Format Pendokumentasian Manajemen Kebidanan pada Bayi Baru Lahir

ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR
...............................................................................................................................
...............................................................................................................................

NO. REGISTER                                        :………………………………………………….
MASUK RS TAANGGAAL, JAM          :………………………………………………….
DIRAWAT DI RUANG                           :………………………………………………….

Biodata                               Ibu                                           Suami
Nama                                  :……………..................         ...............................................
Umur                                  :………………………..         …………………………………..
Agama                                :………………………..         …………………………………..
Suku/bangsa                       :………………………..         …………………………………..
Pendidikan                         :………………………..         …………………………………..
Pekerjaan                            :………………………..         …………………………………..
Alamat                                :………………………..         …………………………………..
No. Telepon/HP                 :………………………..         …………………………………..

DATA SUBJEKT IF
1.      Riwayat Antenatal
G ...... P ....... A ....... Ah ....... Umur kehamilan ............ minggu
Riwayat ANC  :  teratur / tidak, ........... kali, di ........ oleh ........
Imunisasi TT     :  …………. Kali
                         TT 1 tanggal ............., TT 2 tanggal ................
                         TT 3 tanggal ............., TT 4 tanggal ................
                         TT 5 tanggal .............
Kenaikan BB    :  ………….. kg
Keluhan saat hamil : …………………………………………...
Penyakit selama hamil : Jantung, Diabetes Mellitus, Gagal Ginjal, Hepatitis B,
T uberkulosis, HIV Positif, trauma/penganiayaan.
Kebiasaan Makan   : …………………………………………….
Obat /Jamu             :  ……………………………………………
Merokok                 :  ……………………………………………
Komplikasi Ibu        :  Hiperemesis, Abortus, Perdarahan, Pre Eklampsia, Eklampsia,                                   Diabetes Gestasional, Infeksi.
Janin                        :    IUGR, Polihidramnion/oligohidramnion, Gemelli.
2.      Riwayat Intranatal
Lahir tanggal ……………………………. Jam …………………………......
Jenis persalinan : spontan/tindakan ……………………………….
                             Atas indikasi …………………………………...
Penolong          :  ………………………… di …………………………
Lama Persalinan  :  Kala I ……………………… jam ………………… menit
                                Kala II …………………….. jam ………………… menit\
Komplikasi
a.       Ibu              :  Hipertensi/hipotensi, partus lama, penggunaan obat, infeksi/ suhu
                      badan naik, KPD. Perdarahan.
b.      Janin           :  Prematur/postmatur, malposisi/malpresentasi, gawatjanin, ketuban
                      campur meconium, prolapse tali pusat.

3.      Keadaan bayi baru lahir
BB / PB Lahir  :  ……………………………………………………………………..
Nilai APGAR   :  1 menit/ 5 menit/ 10 menit : …… / …… / ……
No.
Kriteria
1 menit
5 menit
10 menit
1.
Denyut Jantung



2.
Usaha Nafas



3.
Tonus Otot



4.
Reflek



  5.
Warna Kulit




T O T A L



Caput succedaneum                 :  ………………………………………………………
Cepal haematom                       :  ………………………………………………………
Cacat bawaan                           :  ………………………………………………………
Resusitasi                     :  Rangsangan                                      :  ya/tidak
                                        Penghisapan lender                          :  ya/tidak
                                        Ambu bag                            :  ya/tidak    ……. liter/menit
                                       Massase jantung                   :  ya/tidak    ……. liter/menit
Intubasi Endotrakheal  ya/tidak
O2                                   ya/tidak       …………………….     liter/menit

DATA OBJEKTIF
1.      Pemeriksaan Umum
a.       Pernafasan                    :  ………………………………………...................
b.      Warna kulit                   :  ……………………………………………………
c.       Denyut jantung                        :  ……………………………………………………
d.      Suhu aksiler                  :  ……………………………………………………
e.       Postur dan Gerakan      :  ……………………………………………………
f.       Tonus otot/tingkat        :  ……………………………………………………
g.      Kesadaran                    :  ……………………………………………………
h.      Ekstremitas                   :  ……………………………………………………
i.        Kulit                             :  ……………………………………………………
j.        Tali Pusat                      :  ……………………………………………………
k.      BB sekarang                 :  ……………………………………………………


2.      Pemeriksaan Fisik
a.       Kepala                          :  ……………………………………………………
b.      Muka                            :  ……………………………………………………
c.       Mata                             :  ……………………………………………………
d.      Telinga                          :  ……………………………………………………
e.       Hidung                         :  ……………………………………………………
f.       Mulut                            :  ……………………………………………………
g.      Leher                            :  ……………………………………………………
h.      Klavikula                      :  ……………………………………………………
i.        Lengan tangan              :  ……………………………………………………
j.        Dada                             :  ……………………………………………………
k.      Abdomen                     :  ……………………………………………………
l.        Genetalia                      :  ……………………………………………………
m.    Tungkai dan kaki          :  ……………………………………………………
n.      Anus                             :  ……………………………………………………
o.      Punggung                     :  ……………………………………………………

3.      Reflek  :  Moro
       Rooting                       :  ……………………………………………………
       Walking                       :  ……………………………………………………
       Graphs                         :  ……………………………………………………
       Sucking                       :  ……………………………………………………
       Tonicneck                    :  ……………………………………………………

4.      Antropometri  :  PB            :  ………………… cm
                         LK       :  ………………… cm
                         LD       :  ………………… cm
                   LLA    :  ………………… cm

5.      Eliminasi Miksi                   :  ……………………………………………………
Mekonium                          :  ……………………………………………………

6.      Pemeriksaan Penunjang
………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………….




          ASSESMENT
1.      Diagnosis Kebidanan
………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………….
2.      Masalah
………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………….
3.      Kebutuhan
………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………….
4.      Diagnosis Potensial
………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………….
5.       Masalah Potensial
………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………….
6.      Kebutuhan Tindakan Segera Berdasarkan Kondisi Klien
a.       Mandiri
……………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
b.      Kolaborasi
……………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
c.       Merujuk
……………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………

          PLANNING (Termasuk Pendokumentasian Implementasi dan Evaluasi)
          Tanggal ………………………………….. jam ……………………………

         
          CATATAN PERKEMBANGAN
          Tanggal ………………………………….. jam ……………………………









          DATA SUBJEKTIF
          ……………………………………………………………………………….
          ……………………………………………………………………………….
          ……………………………………………………………………………….

          DATA OBJEKTIF
          ……………………………………………………………………………….
          ……………………………………………………………………………….
          ……………………………………………………………………………….
          ……………………………………………………………………………….

          ASSESSMENT
          ……………………………………………………………………………….
          ……………………………………………………………………………….
          ……………………………………………………………………………….
          ……………………………………………………………………………….

          PLANNING
          Tanggal ………………………………….. jam ……………………………
          ……………………………………………………………………………….
          ……………………………………………………………………………….
          ……………………………………………………………………………….
          ……………………………………………………………………………….





















D. DOKUMENTASI ASUHAN KEBIDANAN PADA TUMBUH KEMBANG BALITA
Pertumbuhandan perkembangan anak
            Anak-anak mengalami masalah pelayanan kesehatan yang unik, tergantung dari tingkat pertumbuhan daan perkembangannya. Bidan yang bertugas memberikn asuhan kepada anak tidak hanyaa bekerja sama dengan anak-anak, tetapi juga dengan keluarganya. Konsep asuhan yang berpusat pada keluarganya (family centered care) harus dipertimbangkan termaksud pencegahan terhadap trauma (atraumatic care) dan manejemen kasus. Bidan hendaknya memperhatikan kemampuan dan kelemahan keluarga sebagai acuan memberikan asuhan kebidanan. Harus diingat bahwa pada masa anak, terjadi proses pertumbuhan dan perkembangan. Apaabila padaa proses menuju kematangan tersebut mengalami trauma atau terjadi hambatan, maka kematangan anak yang diinginkan dikemudian hari tidak akan tercapai.
       Menurut Whalley and Wong (2000, cit. Hidayat 2005), pertumbuhan merupakan bertambah jumlah dan besar sel di seluruh bagian tubuh yang dapat diukur. Perkembangan adalah bertmbah sempurnanya fungsi alat tubuh yang dapat dicapai melalui tumbuh kematangan dan belajar.
       Pertumbuhan dan perkembangan anak terjadi mulai dari pertumbuhan dan perkembanga secara fisik, intelektual maupun emosional. Dalam peristiwa tersebut anak dapat mengalami bebebrapa pola pertumbuhan dan perkembangan, diantaranya.
1.      Pola pertumbuhan fisik terarah
Ada dua prinsip atu hujum perkembangan, yaitu prinsip cephalocaudal dan proxsimodistal. Prinsip cephalocaudal atau head to tail direction, pola pertumbuhan dan perkembangan dinulai dari kepala, ditandai perubahan ukuran kepala yang lebih besar, kemudian berkembang kemampuan menggerakkan lebih cepat dengan menggelengkan kepala dilanjutkan bagian ekstremitas lengan, tangan dan kaki. Pola proxsimodistal atau neal to far direction, dimulai dari menggerakkan anggota gerak paling dekat dengan pusat kemudian menggerakkan anggota gerak lebih jauh kearah bagian tepi, seperti menggerakkan bahu terlebih dahulu baru menggerakkan jarl-jari (Wong, 1995, cit. Hidayat, 2005).
2.      Pola perkembangan dari umum ke khusus atau mass to spesific atau to complex
Pada pola perkembangan ini, anak lebih dahulu mampu menggerakkan daerah yang lebih umum (sederhana)ke bagian yang lebih kompleks, seperti melambaikan tangan baru memeinkan jari-jari (Wong, 1995, cit. Hidayat, 2005).
3.      Pola perkembangan berlangsung dalam tahapan perkembangan
Pada pola ini perkembangan anak dibagi menjadi lima tahapan, yaitu pada masa pra lahir, masa neonatus, masa bayi, masa anak dan masa remaja (Gunarsa, 1997, cit. Hidayat, 2005).
4.      Pola perkembangan dipengaruhi kematangan dan latihan
Terdapat masa kritis, yaitu saat yang dipersiapkan menerimasesuatu dari luar untuk mencapai kematangan dan kematangan dapat disemuprnakan dengan rangsangan yang tepat (Gunarsa, 1997, cit. Hidayat, 2005).

Dalam proses pertumbuhan dan perkembangan, seorang anak akan mengalami siklus yang berbeda. Siklus ini kadang mengalami percepatan, kadang mengalami perlambatan, karena beberapa faktor berikut ini (Wong, 1995, cit. Hidayat, 2005):
1.      Faktor Herediter
Merupakan faktor yang dapat diturunkan
Sebagai dasar mencapai tumbuh kembang. Termasuk dalam faktor herediterantara lain: bawaan, jenis kelamin, ras dan suku bangsa.
2.      Faktor Lingkungan
Merupakan faktor yang memengang peranan penting dalam melakukan tercapai tidaknya potensi yang telah dimiliki anak. Termasuk dalam faktor lingkungan adalah faktor pra natal mulai dari konsepsi sampai bayi lahir, faktor post natal seperti, budaya lingkungan, status sosial ekonomi, nutrisi, iklim atau cuaca, olahraga, posisi anak dalam keluarga dan status kesehatan anak.
                                                                             
Dalam tahap pencapaian pertumbuhan dan perkembangan anak dapat di kelompokkan menjadi dua kelompok besar, kelompok usia 0-6 tahun dan kelompok usia6 tahun ke atas. Kelompok 0-6 tahun terbagi menjadi tahap pranatal, terdiri dari masa embrio (mulai konsepsi sampai 8 minggu), masa fetus (9 minggu sampai lahir), tahap postnatal terdiri dari masa neonatus (0-28 hari), masa bayi (29 hari – 1 tahun),tahap prasekolah (2-6 tahun). Kelompok usia 6 tahun ke atas, terbagi dalam masa praremaja (6-10 tahun) dan masa remaja (10-18 /20 tahun).
Komunikasi bidan dengan anak merupakan sesuatu yang sangat penting dalam menjaga hubungan dengan anak. Melalui komunikasi, bidan bisa lebih mudah mengumpulkan berbagai data pada anak. Data yang telah dikumpulkan selanjutnya di interprestasi dan dirumuskan rencana asuhan yang menyeluruh bagi anak.apabila komunikasi dengan anak terjalin, baik, pemberi asuhan juga akan lebih efektifdan meminimalisir efek traumatikpada anak. Berikut ini pedoman berkomunkasi dengan anak usia bawah 5 tahun (balita) menurut umur (Hidayat, 2005, Iyer and Champ, 2005):
a.       Usia 0-1 tahun. Gunakan komunikasi nin verbal dengan teknik sentuhan seperti mengusap, memangku, mengendong. Gendong, timang dan bicara pada bayi, terutama keetika ia sedang marah atau ketakutan. Gunakan suara yang lembut dan pelan. Dekati bayi dengan perlahan dan hindari gerakan yang menakutkan.
b.      Usia2-5 tahun. Berikan intruksi yang singkat dan jelas. Ijinkan anak berpartisipasi dalam proses pengambilan keputusan (jika perlu) bersikap  jujur dan beri tahu anak jika prosedur itu menyakitkan. Pada anak usia3 tahun, komunikasi bersifat egoisentris. Cara berkomunikasinya dengan memberi tahu apa yang terjadi pda dirinya, memberi kesempatan menyentuh alat pemeriksaan yang digunakan, menggunakan nada suara, bicara lambat, jhika pertanyaan tidak di jawab, ulangi lagi dengan jelas dan pengarahan sederhana. Hindarkan mendesak anak untuk segera menjawab misalnya dengan kata-kata “jawab dong”. Mengalihkan aktifitas saat diajak berkomunikasi, memberikan mainan, mengatur jarak interaksi, kesadaran diri untuk menghindari konfrontasi langsung (jarak terlalu dekat dan berhadapan). Secara non verbal, memberikan dorongan penerimaan dan persetujuan jika diperlukan,jangan sentuh anak tanpa disetujui, bersalaman untuk menghilangkan rasa cemas, menggambar, menulis, bercerita, dapat digunakan untuk menggali perasaan dan fikiran anak saat diajak komunikasi.

Langkah 1. Pengkajian data
       Data subjektif yang harus dikumpulkan, antara lain:
       Riwayat kesehatan anak yang penting dan harus dikaji, meliputi:
a.       Faktor genetik, meliputi kelainan/ gangguan metabolik pada keluarga dan sindroma genetik.
b.      Faktor maternal (ibu), meliputi adanya penyakit jantung, diabetes mellitus, penyakit ginjal, penyakit hati, hipertensi, penyakit kelamin, riwayat penganiayaan, riwayat abortus, RH/isoimunisasi.
c.       Faktor antenatal, meliputi pernah ANC/ tidak, adanya riwayat perdarahan, preeklamsia,infeksi, perkembangan janin terlalu besar/terganggu, diabetes getasional,poli/ oligohidramnion.
d.      Faktor perinatal, meliputi prematur/ post matur, partus lama, penggunaan obat selama persalinan, gawat janin, suhu ibu meningkat, posisi janin tidak normal, air ketuban bercampur mekonium,amnionitis, ketuban pecah dini (KPD), perdarahan dalam persalinan, prolapsus tapi pusat, ibu hipotensi, asidosis janin, jenis persalinan serta keadaan baayi baru lahir.
e.       Riwayt pemberian nutrisi, meliputi pemberia ASI eksklusif, pengganti ASI, makanan pendamping ASI (MPASI) atau makanan tambahan pada anak.
f.       Riwayat alergi, meliputi adanya riwayat alergi makanan, debu dan obat-obatan pada anak.
g.      Riwayat imunisasi yang sudah diberikan, meliputi imunisasi dasar dan imunisasi anjuran yang diberikan pada anak. Berikut ini jadwal imunisasirekomendasi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) tahun 2004.
h.      Riwayat uji skrining yang pernah dilakukan.
i.        Riwayat kesehatan.

Data objektif pada pertumbuhan dan perkembangan anak yang harus dikumpulkan antara lain:
Penilaian pertumbuhan anak
       Ada beberapa cara untuk menilai pertumbuhan anak, antara lain pengukuran atropometrik,pemeriksaan fisik, pemeriksaan laboratorium dan hasil radiologi.
       Pengukuran antropometrik, meliputi pengukuran berat badan (panjang badan), lingkar kepala, dan lingkar lengan atas. Terdapat dua cara pengukuran, yaitu: pengukuran berdasarkan umur dan pengukuran tidak berdasarkan umur. Pengukuran berdasarkan umur, antara lain:pengukuran berat badan atau tinggi badandan lain-lain. Pengukuran tidak berdasarkan umur, antara lain: pengukuran berat badan antara tinggi badan, lingkar lengan atas berdasarkan tinggi badan, dan lain-lain.
a.      Pengukuran berat badan. Pengukuran ini dingunakan untuk menilai hasil peningkatan atau penurunan semua jaringanyang ada pada tubuh, misalnya tulan, otot, gizi dan tmbuh kembang anak. Berat badan juga dijadikan dasar perhitungan dosis obat dan makanan yang diperlukan untuk pengobatan.
Penilaian berat badan berdasarkan umur menurut WHO dengan baku NCHS secara persentil, denagn penilaian sebagai berikut:percentil ke 50-3 adalah normal, dan kurang atau sama dengan tiga masuk kategori abnormal (malnutrisi). Penilaian berat badan berdasarkan tinggi badan, mmenurut WHO dengan cara persentase dari medium dan penilaiannya adalaah sebagai berikut: antara 80-90% malnutrisi sedang, kurang dari 80% malnutrisi akut (wasting).
             Penilaian berat badan berdasarkan tinggi baadan dengan baku NCHS secara percentil ke 75-25 adalah normal, percentil ke 10-5 malnutrisi sedang, kurang dari percentil kelima adalah malnutrisi berat.
b.      Pengukuran panjang badan. Pengukuran ini digunakan untuk menilai status perbaikan gizi disamping faktor genetik. Pengukuran ini dapat dilakukan dengan sangat mudah. Penilaian tinggi badan berdasarkan umur menurut WHO dengan baku NCHS secara persentase dari median dan penilaiannya adalah lebih dari satu sama dengan 90% normal, kurang dari 90% abnormal (malnutrisi kronis).
c.       Pengukuran lingkaran kepala. Pengukuran lingkar kepala dapat digunakan untuk menilai pertumbuhan otak. Pertumbuhan otak kecil (mikrosefali) menunjukkan adanya retardasi mental, apabila otaknya besar (volume kepala meningkat) terjadi akibat penyumbatan aliran cairan serebrospinal. Penilaian menggunakan kurve lingkar kepala (Matondang, dkk, 2000 cit. Hidayat, 2005).
d.      Pengukuran lingkar lengan atas. Penilaian ini digunakan untuk menilai jaringan lemak dan otot. Penilaian in i tidak cocok untuk menilai jaringan lemak tubuh, tetapi dapat digunkan untuk menilai status gizi pada anak pra sekolah.
e.       Pemeriksaan fisik. Penilaian dilakukan denganmelihat bentuk tubuh, perbandingan bagian tubuh dan anggota gerak lainnya, menentukan jaringan otot dengan memeriksa lengan atas, pantat dan paha, menentukan jaringan lemak pada pemeriksaan triseps dan memeriksa rambut serta gigi geligi.
f.       Pemeriksaan laboratorium. Pemeriksaan ini dilakukan untuk menilai keadan pertumbuhan dan perkembangan dengan keadaan penyakit, antara lain pemeriksaan kadar haemoglobin, serum protein (albumin dan globulin), hormonal dan lain-lain.
g.      Pemeriksaan radiologi. Pemeriksaan ini digunakan untuk menilai umur tumbuh kembang seperti umut tulang apabila dicurigai adanya gangguan pertumbuhan.
Penilaian Perkembangan Anak
       Untuk menilai perkembangan anak, perta kali adalah perkembangan wawancara tentang faktor kemungkinan yang menyebabkan gangguan dalam perkembangan. Langkah selanjutnya adalah melakuakan tes srining perkembangan dengan Denver Development Screening Test (DDST), Tes Intelligence Quotient (IQ), dan tes psikologi lain. Salain itu informasi bisa dilengkapi dengan melekukan tes yang lain seperti, mengevaluasi lingkungan anak, yaitu interaksi anak selama ini, mengevaluasi fungsi pengelihatan, pendengaran, bicara, bahasa. Pemeriksaan fisik lainya sepertipemeriksaan neurologis, metabalik dan lain-lain juga bisa dilakukan untuk melengkapi data perkembangan anak. Skiring tes perkembangan anak ada beberapa macam, antara lain: tes intelegensi stanfort binet, skala intelegensi Wechsler untuk anak prasekolah dan sekolah, skala perkembangan menurut Gessel (Gesell infant scale), skala Bayley (Bayley scale of development), tes bentuk geometric , tes motor visual bender gestalt, tes menggambar orang,tes perkembangan adaptasi social, DDST II dan diagnostic perkembangan fungsi Munchen tahun pertama.
       Mahasiswa dan propesi kebidanan dituntut bisa melaksanakan pemeriksaan DDST untuk menceteksi masalah perkembangan potensi pada anak-anak dibawah usia 6 tahun. DDST dirancang oleh William K. Frankenburg dan Josiah B. Dodds, telah dipublikasikan di kota Denver Jerman sejak tahun 1967. DDST telah diadaptasi dan standarisasi di 12 negara dan digunakan untuk skrining lebih dari 50 juta anak diseluruh dunia. Telah direvisi dan diadakan penyempurnaan sehingga dikenal dengan istilah DDST II.
       Keuntungan dari pemeriksaan DDST II ini adalah, DDST II mampu menilai perkembangan anak usia 0-6 tahun, mampu memonitor anak dengan risiko perkembangan, mampu menyaring adanya kelainan perkembangan pada anak dan mampu memastikan apakah anak yang diduga ada kelainan perkembangan pada anak dan mampu memastikan apakah anak yang diduga ada kelainan perkembangan benar-benar mengalami kelainan  prinsip pemeriksaan DDST II ini adalah bertahap dan berkelanjutan, dimulai dari tahap perkembengan yang telah dicapai anak alat bantu stimulasi sederhana, suasana nyaman dan bervariasi, memperhatikan gerakan spontan anak, dilakukan dengan wajar tanpa paksaan dan tidak menghukum, ada pujian untuk anak yang dapat melakukan, alat yang diperlukan disiapkan dan sat tes hanya menggunakan satu alat saja.
       Alat yang diperlukan untuk pemeriksaan DDST II ini antara lain lembar formulir DDST II, benang sulaman merah, kismis/manik-manik, kerincingan dengan pegangan, kubus kayu berwarna ukuran dimensi 1 inci 10 buah, lonceng kecil, bola tennis, boneka plastic kecil dengan dot, cangkir plastic dengan pegangan, pensil merah, kertas kosong, botol kacabening yang dapat dibuka. Peralatan lain yang juga diperlukan antara lain: meja dan kursi untuk pemeriksaan, ibu/pengasuh dan anak, ruangan cukup luas untuk menguji item motoric kasar, tempat tidur lengkap dengan perlak dan sprei.
       Cara pengukuran perkembangan anak dengan DDST II adalah sebagai berikut.
1.        Tentukan umur anak pada saat pemeriksaan. Umur anak dihitung dengan menggunakan tanggal lahir dari tanggal tes. Penyesuaian umur pada anak prematuritas yaitu ana yang lahirnya maju lebih dari 2 minggu sebelum hari perkiraan lahir (HPL)
2.        Tarik garis pada lembar DDST II sesuai dengan umur yang telah ditentukan.
3.        Lakukan pengukuran pada anak disetiap komponen dan berikan skoring pada setiap item yang dinilai. Hal-hal yang harus diperhatikan, adalah:
a.       Dahulukan uji coba item yang kurang aktif dan item yang mudah dilakukan.
b.      Uji coba item-item yang menggunakan alat yang sama dilakukan berurutan.
c.       Hanya alat uji ciba yang berada didepan anak.
d.      Semua uji coba dimulai dari item disebelah kiri garis umur, item yang dilewati garis umur dan item disebelah kanan garis umur.
e.       Pada anak yang ada resiko perkembangan, setiap sector dilakukan paling sedikit 3 uji coba item disebelah kiri garis umur dan item yang dilewati garis umur. Jika anak gagal, menolah atau tidak ada kesempatan melakukan, lakukan uji coba tambahan kesebelah kiri garis umursampai tiga kali lewat untuk tiap-tiap sector.
f.       Pada anak normal atau kemampuan lebih, dilakukan paling sedikit tiga uji coba item yang paling dekat disebelah kiri garis umur dan item yang dilewati garis umur. Jika anak mampu/bisa, lanjutkan uji coba disebelah kanan garis umursampai tiga kali gagal tiap sector.
g.      Tiap uji coba, boleh dilakukan tiga kali sebelum anak dinyatakan gagal.
h.      Skoring pada uji coba item, adalah Pass/Lewat(V atau P), apabila anak dapat melakukan uji coba dengan baik atau ibu (pengasuh) memberi laporan (L) tepat atau dapat dipercaya bahwa anak dapat melakukan dengan baik. fail / Gagal (O atau ), apabila anak tidak dapat melakukan uji coba dengan baik, atau ibu (pengasuh) memberi laporan (L) tepat atau dapat di percaya bahwa anak tidak dapat melakuakan dengan baik. No Opportunity (No), apabila anak tidak mempunyai kesempatan uji coba karena ada hambatan (khusus retardasi mental dan sindrom down). Refusal/menolak (M atau R), apabila anak menolak melakukan uji coba karena factor sesaat (lelah, menanggis, sakit, mengantuk dan lain-lain).
4.         Lakukan interprestasi hasil tes keseluruhan
a.       Interprestasi tiap item, adalah advanced apabila anak dapat melaksanakan tugas pada item disebelah kanan garis umur. Normal, apabila anak gagal/menolak tugas pada item disebelah kanan garis umur, dan/atau apabila anank lurus, gagal/menolak tugas pada item yang dilewati garis umurberada di area 25-75% (warna putih). Coution, apabila anak gagal atau atau menolak pada tugas pada item
yang dilewati garis umur berada di area 75%-90% (warna hijau). Delay, apabila anak gagal atau menolak tugas pada item disebelah kiri garis umur. No opportunity, apbila anak mengalami hambatan, atau tidak ada kesempatan melakukan uji coba karena adanya hambatan, atau ibu (pengasuh) melaporkan anak mengalami hambatan.
b.      Interprestasi hasil tes keselruhan (meliputi empat sector), yaitu:
1.      Normal, apabila tidak ada delay, atau paling banyak ada satu Caution. Lakukan pemeriksaan ulang berikutnya.
2.      Suspect, apabila didapatkan dua atau lebih caution atau bila didapatkaan 1 atau lebih delay. Ulangi uji ulang satu sampai dua minggu lagiuntuk menghilangkan factor sesaat (takut, lelah, sakit, tidak nyaman dan lai-lain).
3.      Untestable, bila ada skor menolak satu atau lebih item disebelah kiri garis umur, atau bila menolak lebih dari satu item pada area 75%-90% (warna hijau) yang dilewati garis umur. Ulangi pemeriksaan satu sampai dua minggu lagi.
Pemeriksaan fisik secara lengkap pada anak ditunjukkan untuk melengkapi data pertumbuhan dan perkembangannya antara lain meliputi:

1.    Keadaan umum, meliputi statuskesadaran, status gizi, tanda-tanda vital dan lain-lain.
a.       Pemeriksaan kesadaran
Dilakukan dengan penilaian kualitatif dan kuantitatif. Penilaian secara kualitatif diperoleh nilai-nilai, yakni composmentis (sadar penuh dan respon cukup terhadap stimulus yang diberikan),apatis (acuh tak acuh terhadap lingkungan sekitar), samnolen (kesadaran lebih rendah, anak tampak mengantuk, selalu ingin tidur, tidak responsive terhadap rangsangan ringan dan masih memberikan respon pada rangsangan yang kuat), spoor (anak tidak memberikan respon ringan maupun sedang, tetapi masih memberikan sedikit respon pada rangsangan yang kuat, ditandai reflex pupil terhadap cahaya masih positif), koma (anak tidak dapat bereaksi tehadap stimulus apapun, reflex pupil terhadap cahaya tidak ada), delirium (tingkat kesadaran paling bawah, disorientasi, sangat iritatif, kacau, salah persepsi terhadap rangsangan sensorik).
Penilaian kesadaran secra kuantitatif dapat diukur dengan penilaian skala koma Glasgow (Glasgow coma scale, GCS), nilai koma dibawah sepuluh dan penilaiannyasebagai berikut:
1)      Membuka mata: Spontan (4), dengan diajak bicara (3), dengan rangsangan nyeri (2), tidak membuka (1).
2)      Respon verbal: Sadar dan orientasi ada (5), berbicara tanpa kacau (4), berkata tanpa arti (3), hanya mengerang (2), tidak ada suara (1).
3)      Respon motoric: sesuai perintah (6), terhadap rangsangan nyeri timbul gerakan normal (5), terhadap rangsangan nyeri fleksi cepat dan abduksi bahu(4), terhadap rangsangan nyeri fleksi lengan dan abduksi bahu (3), terhadap rangsangan nyeri ekstensi lengan, adduksi endorotasi bahu, pronasi lengan bawah (2), terhadap rangsangan nyeri tidak ada gerakan(1).

Untuk menentukan nilai kesadaran dengan menjumlahkan masing-masing aspek penilaian, yaitu membuka mata +respon verbal +respon motoric.
b.      Status gizi Penilaian dapat dilakukan dengan pemeriksaan antropometrik, meliputi pemeriksaan berat badan, lingkar lengan atas, pemeriksaan klinis dan laboratorium. Hasil pemeriksaan dapat digunakan utuk menentukan apakah anak mengalami gizi baik, cukup atau kurang.
c.       Tanda vital
Pemeriksaan nadi, seharusnya dilakukan pada saat tidur atau istirahat dan disertai dengan pemeriksaan denyut jantung untuk mengetahui adanya pulpus deficit. Pemeriksaan nadi ini bertujuan untuk menilai kecepatan dan frekuensi nadi, irama dan kualitas nadi. Pemeriksaan tekanan darah, harus mencantumkan posisi atau keadaan anak pada saat dilakukan pemeriksaan, apakah tidur, duduk, berbaring atau menangis..pemeriksaan tekanan darah dapat dilakukan secara langsung, dengan menggunakan tensimeter. Pemeriksaan ini bertujuan untuk menilai adanya keleinan pada system kardiovaskuler. Pemeriksaan pernapasan, dilakukan dengan meniali frekuensi, irama, kedalaman, dan tipe atau pola pernafasan. Pemeriksaan suhu, dapat dilakukan melalui rektal, aksila dan oral untuk menilai keseimbangan suhu tubuh dan membantu menentukan diagnosis dini suatu penyakit.

2. Pemeriksaan kulit, kuku, rambut dan kelenjar getah bening
a.      Pemeriksaan kulit
Dilakukan untuk menilai pigmentasi, adanya sianosis, icterus, eczema, pucat, purpura, eritema, macula, papula, vesikula, pustule, ulkus, tugor kulit, kelembaban kulit, tekstur kulit dan edema.
b.      Pemeriksaan kuku
Dilakukan dengan inspeksi warna, bentuk dan keadaan kuku.
c.       Pemeriksaan rambut
Untuk menilai warna, kelembaban, distribusi dan karakteristik lain.
d.      Pemeriksaan kelenjar getah bening
Dengan melakukan palpasi daerah leher atau inguinal
3. Pemeriksaan kepala dan leher
a.      Kepela
Menilai lingkar kpala dan ubun-ubun
b.      Wajah
Menilai kesimetrisan wajah, adalah paralisis wajah, dan pembengkakan.
c.       Mata
Menilai visus, keadaan palpebra, kelenjar lakrimalis, duktus nasolakrimalis, sclera, kornea, pupil, lensa dan bola mata.
d.      Telinga
Menilai telinga bagian luar, yaitu bentuk, besar dan posisi daun telinga, lubang telinga, membrane tympani, pembesaran daerah mastoid dan fungsi pendengaran.
e.       Hidung
Menilai kelainan bentuk, adanya epistaksis.
f.       Mulut
Adakah trismus, halitosis, labiokisis, edema dan peradangan gusi, kelainan pada lidah, ukuran dan adanya tremor lidah, keadaan gigi dan pengeluaran saliva.
g.      Faring
Menilai adanya hyperemia, edema, abses dan adanya pseudomembaran.
h.      Laring
Adanya obstruksi laring disertai stridor, batuk dan suara serak.
i.        Leher
Menilai tekanan vena jugularis, massa pada leher dan pembesaran kelenjar tiroid.
4.    Pemeriksaan dada
Untuk menilai bentuk dan besar dada, kesimetrisan, gerak dada, defornitas penonjolan, pembengkakan dan kelainan lain.
a.     Payudara
Pemeriksaan payudara untyk menilai perkembangan dan kelainan payudara anak, adanya ginekomestia patologis, galaktore sebelum pubertas.
b.    Paru
Inspeksi pengembangan paru saat bernafas, adakah kelainan patologis,palpasi kesimetrisan, fremitus dan krepitasi, perkusi langsung dan tidak langsung untuk mengidentifikasi suara paru, dan auskultasi untuk menilai suara nafas dasar dan tambahan.
c.     Jantung
Dengan cara inspeksi, palpasi denyut apical, detak pulmonal,dan getaran bising. Perkusi pembesaran jantung, auskultasi suara jantung meliputi suara jantung, irama dan bising.
5.    Pemeriksaan Abdomen
Dengan inspeksi ukuran dan bentuk, auskultasi dan peristaltic usus dan suara bising,palpasi dinding abdomen, nyeri tekan, pembesaran organ dan perkusi abdomen. Auskultasi didahulukan, agar tidak terpengaruh stimulasi dari luar, antara lain palpasi dan perkusi. Periksa organ hati, ginjal dan lambung. Pemeriksaan dilanjutkan ke organ lain seperti anus dan rectum.
6.    Pemeriksaan Genetalia
Laki-laki perhatikan ukuran dan bentuk penis, testis, kelainan lubang urethtra dan peradangan testis dan skrotum. Perempuan adakah epispadia, tanda seks sekunder dan pengeluaran cairan.
7.    Pemeriksaan Tulang Belakang dan Ekstremitasi
Inspeksi adanya kelainan, kelemahan dan nyeri pada tulang belakang. Periksa tulang, otot dan sendi, jari tabuh, nyeri tekan, gaya berjalan, ataksia, spasme otot, paralisis,atropi/hipertropi otot, kontraktur dan lain-lain.
8.    Pemeriksaan Neurologis
Pertama inspeksi kelainan neorologisseperti kejang, tremor, twitching, korea, parese, paralisis, diplegia, paraplegia, tetraplegia, hemiparese, hemiplegia. Kedua, pemeriksaan reflex superfisial, tendon dan patologis. Ketiga, tanda meningeal, Brutzinski I dan II. Keempat, pemeriksaan kekuatan dan tonus otot.

Langkah 2. Interpretasi Data
            Melakukan identifikasi yang benar terhadap diagnosis, nasalah dan kebutuhan tumbuh kembang anak berdasarkan data yang telah dikumpulkan pada langkah 1. Acuan untuk mendeteksi beberapa kelainan tumbuh kembang anak antara lain: 10% anak akan mencapai kemampuan pada usia dini, 50% anak akan mencpai kemampuan kemudian, 75% anak akan mencapai kemampuan lebih kemudian, 90% anak sudah harus dapat mencapai kemempuan pada batas usia paling labat masih dalam batas normal, dan 10% anak dimasukkan dalam kategori terlambat apabila belum bisa mencapai kemempuannya.
            Secara umum, terdapat ciri-ciri anak yang memiliki kelainan dan perlu pemeriksaan skrining, yakni usia 1-1,5 bulan belum bisa tersenyum spontan, usia lebih dari 3 bulan masih menggengam dan belum bersuara, usia 4-5 bulan belum tengkurap dengan kepal diangkat, usia 7-8 bulan belum bisa duduk tanpa bantuan, usia 12 bulan belum bisa menjimpit, usia 15 bulan belum berjalan, usia 18 bulan belum mampumengucapkan 4-5 kata, usia 2 tahun belum bisa menyebut nama anak sendiri, usia 30 bulan belum bisa menggambar,usia 3 tahun belum bisa berpakaian, usia 3,5 tahun bisa mengenal warna, usia 4 tahun belum bisa menggambar orang 3 bagian, usia 4,5 tahun belum bisa bercerita. Bila dijumpai anak dengan salah satu kondisi tersebut maka perlu dilakukan pemeriksaan skrining untuk mengenal berbagai masalah pertumbuhan dan perkembangan anak.

            Beberapa kelainan dan masalah berkaitan dengan tumbuh kembang anak diantaranya gagal tumbuh (fail to thrive); gangguan makan (menolak makanan, piak, regurgitasi, anoreksia nervosa); gangguan tidur (gangguan tidur teror dan gangguan tidur berjalan / somnambulisme); enuresis fungsional (pengeluaran urine tidak terkontrol akibat kegagalan toilet training dan negative reinforcement); enkopresis fungsional ( pengeluaran tinja tidak terkontrol); gagap, mutisme efektif (gangguan bicar, menolak bicara pada situasi sosial); gangguan perkembangan spesifik (membaca, menulis, berhitung, berbahasa, artikulasi, gangguan perkembangan motoric spesifik); retardasi mental (IQ dibawah 70); autism (sindrom keanner, tidak mampu bersosialisasi menggunakan bahasa, perilaku berulang-ulang, bereaksi tidak biasa. Anak berbuat semaunyasendiri dalam berperilaku dan berfikir); gangguan pemusatan perhatian (kurang konsentrasi dan hiperaktivitas impulsif); serta penganiayaan dan pengabaian anak yang dapat menimbulkan sakit, cedera fisik atau emosial anak.

Contoh 1.
Diagnosis:
Bayi laki-laki 9 bulan, dengan pertumbuhan dan perkembangan normal.
Masalah: tidak ada
Kebutuhan:
a.    Imunisasi Hepatitis B.3 dan campak.
b.    Konseling umum tentang gizi anak, imunisasi anjuran dan stimulasi perkembangan anak.

Contoh 2.
Diagnosis:
Anak perempuan 3 tahun, dengan gizi buruk dan perkembangan suspect ada kelainan.
Masalah:
a.    Gangguan makan: pika berupa kebiasaan anak makan kertas.
b.    Pengabaian anak karena social ekonomi dan pengetahuan keluarga rendah.
c.    Anak tidak pernah mendapatkan imunisasi dasar dan lanjutan.
Kebutuhan:
a.    KIE tentaang kebutuhan dan pemenuhan gizi anak balita dan bahaya pika.
b.    KIE tentang perkembangan dan stimulasi perkembangan pada anak.

Langkah 3. Identifikaasi Diagnosis atau Masalah Potensial
  Mengidentifikasi Diagnosis atau masalah potensial yang mungkin akan terjadi berdasarkan Diagnosis atau masalah yang sudah diidentifikasi.
Contoh
Diagnosis potensial
a.    Gizi buruk dan tidak mendapatkan imunisasi potensial imunitas tubuh menurun.
Masalah potensial
a.    Potensial terjadi masalah ekonomi bagi orang tua yang tidak mampu, karena anak   
     membutuhkan perawatan intensif dan lebih lama.
b.    Kebiasaan pika potensial menimbulkan anemia dan kerecunan.

Langkah 4. Identifikasi dan Menetapkan Kebutuhan yang Memerlukan Penaganan Segera
  Mengidentifikasi perlu nya tindakan segera oleh bidan atau dokter dan/ atau ada hal yang perlu dikonsultasikan atau ditangani bersama dengan anggota tim kesehatan lain sesuai dengan kondisi anak, contoh: anak, usia 1 tahun yang semula disimpulkan berjeenis kelamin perempuan terdeteksi adanya ambigue genetalia, membutuhkan pemeriksaan lebih lanjutdengan dokter dan psikiatri untuk identifikasi jenis kelamin dan mencegah trauma psikologis.

Langkah 5. Merencanakan asuhan yang menyeluruh
  Merencanakan asuhan menyeluruh yang rasional sesuai dengan temuan pada langkah sebelumnya. Caontohnya adalah:
1.    Anak dengan kelainan atau masalah yang berkaitan dengan tumbuh kembang.
a.         Gagal tumbuh, memberikan stimulasi lingkungan pada anak, makanan tambahan untuk mengurangi defisiensi protein, vitamin dan lain-lain, osikoterapi pada keluarga dan alternatif orang tua asuh.
b.         Gangguan makan, dengan memberikan terapi simptomatis, spikoterapi pada kelurga dan terapi kombinasi dalam makanan.
c.         Gangguan tidur, dengan melindungi anak dari kecelakaan (cidera), memberikan makanan, membantu anak tidur dan koalborasi dengan dokter bila gangguan berkepanjangan.
d.        Enuresis fungsional, dengan membatasi pemasukan cairan sebelum tidur, melatih mengendalaikan retensis urine, pelatihan menahan kencing, positive reinforcement, toilet training dan kolaborasi dokter bila perlu.
e.         Enkopresis fungsional, dengan melatih anak tiletting saat buang air besar, psikoterapi dan kolaborasi dokter bila perlu.
f.     Gagap, dengan memberikan terapi psikologis pada anak dan psikoterapi pada keluarga serta kolaborasi dokter bila perlu.
g.         Mutisme efektif, denga memberikan terapi suportif agar anak mau bicara, reinforcemet positive dan psikoterapi pada keluarga.
h.         Retardasi mental, dengan mencegah terjadinya gangguan kesehatan lain, selalu memperbaiki status gizi anak, melath dan membantu anak melaksanakan tugas dan keterampilan yang minimal dengan dikuasai anak sesuai tingkat retardasinya, selalu melibatkan ahli terapi wicara, ahli rehabilitasi medis, spikister, dan lain-lain.
2.    Ajari orang tua terhadap tugas perkembangan anak sesuai dengan kelompok umur anak.
3.    Berikan kesempatan anak untuk melaksanakan tugas perkembangan.
4.    Lakukan asuhan kebidanan sesuai denga kelompok usia tumbuh kembang seperti berikut ini:
a.    Usia 0-1 tahun
1.      Berikan stimulasi denga menggunakan bermacam-macam mainan berwarna titempat tidur, seperti mobil, mainan dengan music, dan lain-lain.
2.      Pangku atau gendong anak saat mau makan dalam keadaan tenang.
3.      Berikan waktu istirahat dan lakukan observasi orang tua elama berinteraksi dan makan.
4.      Berikan pengasuhan secra penuh.
5.      Biarkan tangan dan kaki bebas jika memnungkinkan.
b.    Usia 1-3,5 tahun
1.      Anjurkan anak melakukan perawatan diri sendiri seperti: makan, memakai baju dan lain-lain.
2.      Berikan stimulasi atau dorong anak untuk mengemukakan kata atau bahasa.
3.      Berikan anak kesempatan untuk bermain dengan kelompok sebayanya seperti bermain teka-teki, buku bergambar, mobil-mobilan, balok mainan dan lain-lain.
4.      Anjurkan orang tua ikut aktif dalam asuhan anak.
c.    Usia 3,5-5 tahun
1.      Anjurkan anak melakukan prewatan diri sendiri, seperti: memakai baju, mandi, merawat mulut, rambut dan lain-lain.
2.      Beri ank kesempatan untuk bermain dengan kelompok seperti model main music, boneka, buku-buku, kendaraan sepeda roda 3 dan lain-lain.
3.      Berikan buku cerita.
4.      Anjurkan orang tua ikut aktif dalam asuhan anak.

Langkah 6. Melaksanakan perencanan
  Pada langkah ini bidan mengarahkan atau melaksanakan asuhan secara efektif dan aman. Pelaksanan asuhan rencana ini sebagai dilakukan oleh bidan, sebagaian oleh kalian sendiri atau petugas kesehatan lainnya.walaupun bidan tidak melaksanakan seluruh asuhan sendiri, tetapi dia tetap memiliki tanggung jawab untuk mengarahkan pelaksanaannya ( misalnya memantau rencanakannya benar-benar terlaksana ).
  Bila perlu berkarborasi dengan dokter misalnya karena adanya komplikasi. Manajemen yang efisien berhubungan dengan waktu, biaya serat peningkatan mutu asuhan. Kaji ulang apakah semua rencana telah dilaksanakan.

Langkah 7. Evaluasi
  Pada langkah ini dievaluasi keefektivan asuhan yang telah diberikan, apakah telah memenuhi kebutuhan asuhan yang telah teridentifikasi dalam diagnosis maupun masalah. Pelaksanaan rencana asuhan tersebut dapat dianggap efektif apabila anak menunjukkan pertumbuhan dan perkembangan yang lebih baik, terjadi pencapaian dalam tugas perkembangan sesuai dengan kelompok usia dan ukuran fisik sesuai dengan batas ideal anak.
  Ada kemungkinan bahwa sebagian rencana tersebut terlaksana denga efektif dan mungkin sebagian belum efektif. Karena proses manajemen asuhan ini merupakan suatu kegiatan yang berkesinambungan maka perlu evaluasi, kenapa asuhan yang diberiakan belum efektif. Dalam hal ini mengulang kembali dari awalsetiap asuhan yang belum efektif, melalui proses manajemen untuk mengidentifikasi mengapa proses tersebut tidak efektif serta melakukan penyesuaian dalam moditifikasi apabila memang dipelukan . langkah-langkah proses manajemen umumnya merupakan pengkajian memperjelas proses berfikir yang mempengaruhu tindakan serta beriorentasi pada proses klinik, karena proses maajemen tersebut berlangsung didalam situasi klinik.
  Manajemen kebidanan yang terdiri atas tujuh langka ini merupakan proses berfikir dalam mengambil keputusan klinik dalam asuhan kebidanan yang terdapat diaplikasikan/diterapkan dalam setiap situasi.                                            




Contoh Format Pendokumentasian Manajemen Kebidanan pada Tumbuh Kembang Balita

ASUHAN KEBIDANAN PADA TUMBUH KEMBANG BALITA
...............................................................................................................................
...............................................................................................................................

NO. REGISTER                                        :………………………………………………….
MASUK RS TAANGGAAL, JAM          :………………………………………………….
DIRAWAT DI RUANG                           :………………………………………………….


Biodata
Nama bayi              : …………………………………………………………………………
Tanggal lahir           : ………………. jam…..
Jenis kelamin          : …………………………………………………………………………
Nama Ibu               : ………………. Ayah ………………...
Umur                      : …………………………………………………………………………
Agama                    : …………………………………………………………………………
Suku / bangsa         : …………………………………………………………………………
Pendidikan                         : …………………………………………………………………………
Pekerjaan                : …………………………………………………………………………
Alamat                    : …………………………………………………………………………
No. Telepon/HP     : …………………………………………………………………………

DATA SUBJEKTIF
1.      Keluhan utama (anak/orang tua)
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
2.      Riwayat penyakit sekarang
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
3.      Respon keluarga
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
4.      Riwayat kesehatan yang lalu
a.       Riwayat prental dan perinatal
Masa kehamilan      : ………………………………. Minggu
Lahir tanggal ……………………………… jam ………………………..
Jenis persalinan       : spontan/tindakan …………………………………...
                                 Atas indikasi ……………………………………….
Penolong                : ……………………………………………...............
Lama persalinan     : Kala I ……….          jam………..    menit…………
                                 Kala II ……….         jam………..    menit…………
Komplikasi
1)      Ibu        : Hipertensi/hipotensi, partus lama, penggunaan obat, infeksi/suhu
             badan naik, KPD, perdarahan.
2)      Janin     : Prematur/postmatur, malposisi/malpresentasi, gawat janin, ketuban 
             campur meconium, prolapse tali pusat.
Keadaan bayi baru lahir
BB/PB lahir       : ………………………………………………...
Nilai APGAR    : 1 menit/5 menit/ 10 menit: …… / ……. / ……
b.      Riwayat pemberian nutrisi
ASI Eksklusif ya / tidak. Lama pemberian ASI……bulan/tahun
PASI sejak umur ………bulan/tahun, jenis …………………….
Makanan tambahan sejak umur ….….bulan/tahun, jenis ………
Keluhan …………………………………………………………
5.      Status kesehatan terakhir
a.       Riwayat alergi
Jenis makanan : …………………………………………………
       Debu         : …………………………………………………
       Obat         : …………………………………………………
b.      Imunisasi Dasar
Jenis Imunisasi
Pemberian k/Tanggal Pemberian
Keterangan
I
II
III
IV
BCG





HEPATITIS





ANTI POLIO





DPT





CAMPAK






Imunisasi Ulang     : …………………………….. tanggal………………
                               : …………………………….. tanggal………………
c.       Uji skrining             : ………………………………………………………
d.      Riwayat penyakit yang lalu
…………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………….

DATA OBJEKTIF
1.      Pemeriksaan umum
a.       Keadaan umum      : ………………………………………………….
b.      Kesadaran              : ………………………………………………….
c.       Tanda vital
Tekanan darah        : ………………………………………………….
Nadi                       : ………………………………………………….
Pernapasan             : ………………………………………………….
Suhu                       : ………………………………………………….
d.      Status Gizi              : TB ………. cm, BB ………………… kg,
                                             LK ………. cm, LLA ……………….. cm
e.       Kulit                       : …………………………………………………
f.       Kuku                      : …………………………………………………
g.      Kelenjar getahbening/limfe (palpasi leher atau inguinal)
2.      Pemeriksaan Fisik
a.       Kepala
Rambut                   : …………………………………………………
Ubun-ubun             : …………………………………………………
Wajah                     : …………………………………………………
Mata                       : …………………………………………………
Telinga                    : …………………………………………………
Hidung                   : …………………………………………………
Mulut                      : …………………………………………………
Faring dan Laring   : …………………………………………………
b.      Leher                      : …………………………………………………
c.       Dada
Bentuk                    : …………………………………………………
Gerakan                  : …………………………………………………
Payudara                : …………………………………………………
Paru                        : …………………………………………………
Jantung                   : …………………………………………………
d.      Abdomen
Ukuran dan bentuk            …………………………………………………
Gerakan                  : …………………………………………………
Dinding perut         : …………………………………………………
Auskultasi              : …………………………………………………
Perkusi                    : bunyi timpani,obstruksi, dan redup
Palpasi                    : hepar, limpa, ginjal
e.       Anus dan rectum    : …………………………………………………
f.       Genetalia
Laki-laki                 : (ukuran, bentuk penis, testis, kelainan/peradangan)
Perempuan              : (epispadia,tanda seks sekunder, cairan)
g.      Tulang belakang     : …………………………………………………
h.      Ekstremitas             : …………………………………………………
i.        Neurologis              : (kejang, tanda meningeal, kekuatan dan tonus otot)
                                  …………………………………………………
3.      Pemeriksaan Penunjang






     ASSESMENT
7.      Diagnosis Kebidanan
………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………….
8.      Masalah
………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………….
9.      Kebutuhan
………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………….
10.  Diagnosis Potensial
………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………….
11.  Masalah Potensial
………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………….
12.  Kebutuhan Tindakan Segera Berdasarkan Kondisi Klien
d.      Mandiri
……………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
e.       Kolaborasi
……………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
f.       Merujuk
……………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………

          PLANNING (Termasuk Pendokumentasian Implementasi dan Evaluasi)
          Tanggal ………………………………….. jam ……………………………

          CATATAN PERKEMBANGAN
          Tanggal ………………………………….. jam ……………………………

          DATA SUBJEKTIF
          ……………………………………………………………………………….
          ……………………………………………………………………………….
          ……………………………………………………………………………….

          DATA OBJEKTIF
          ……………………………………………………………………………….
          ……………………………………………………………………………….
          ……………………………………………………………………………….
          ……………………………………………………………………………….

          ASSESSMENT
          ……………………………………………………………………………….
          ……………………………………………………………………………….
          ……………………………………………………………………………….
          ……………………………………………………………………………….

          PLANNING
          Tanggal ………………………………….. jam ……………………………
          ……………………………………………………………………………….
          ……………………………………………………………………………….
          ……………………………………………………………………………….
          ……………………………………………………………………………….
          ……………………………………………………………………………….
          ……………………………………………………………………………….





















DAFTAR PUSTAKA
     Depkes RI. 2003. Konsep Asuhan Kebidanan. Tradisi Printer, Jakarta

     Fisbacht, FT. 1991. Documenting Care, Communication the Nursing Process and Documentation Standard.F.A. Davis Company, Philadelphia.

     Iyer, WP., Camp, NH. 2005. Nursing Documentation: a Nursing Process Approach, Third edition, Alih Bahasa Sari Kurnianingsih, Dokumentasi Keperawatan: Suatu Pendekatan Proses K eperawatan. EGC, Jakarta.
    
     Mufdlillah, Nawangsih UH., Sarwinanti. 2001. “Diktat Dokumentasi Kebidanan” Untuk Kalangan Sendiri Edisi I. AKBID’Aisyah, Yogyakarta.

    

Tidak ada komentar:

Posting Komentar