Kamis, 28 Januari 2016

ilmu kembang anak




KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT, karena atas rahmatNya kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “PENYAKIT YANG LAZIM TIMBUL PADA ANAK” selain itu untuk menambah wawasan dan pengetahuan yang lebih luas berkenaan dengan judul makalah yang kami susun.
            Dalam penyusunan makalah ini menemukan beberapa kendala, namun berkat beberapa referensi yang kami dapatkan akhirnya kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini.
            Kami menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oeh karena itu kami penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari dosen pembimbing serta pembaca, demi kesempurnaan penyusunan makalah selanjutmya.
            Semoga makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi kita semua.



Tebing Tinggi ,25 September 2015


                                                                                                            Penulis








DAFTAR ISI

Kata Pengantar............................................................................................................2        
Daftar Isi.....................................................................................................................3

BAB I  : PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang..........................................................................................4
B.     Relevansi ..................................................................................................4
C.     Tujuan ......................................................................................................4

BAB II : PEMBAHASAN
A.    Penyakit Yang Lazim Timbul Pada Anak
1.       Commond Cold.................................................................................5
2.      Bronkopneumonia..............................................................................6
3.      TBC....................................................................................................7
4.      Asma ..................................................................................................8
5.      Pertusis................................................................................................9
6.      Difteria...............................................................................................10
7.      Gastro enteritis...................................................................................11-12
8.      Disentri...............................................................................................13-14

BAB III : PENUTUP
KESIMPULAN.........................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................16
SOAL LATIHAN......................................................................................................17-20






BAB I
PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang
Ditinjau dari pertumbuhan dan perkembangan bayi, periode neonatal merupakan periode yang paling kritis. Maka dari itu diperlukan pemantauan pada bayi baru lahir. Tujuan pemantauan bayi baru lahir adalah untuk mengetahui aktivitas bayi normal atau tidak dan identifikasi masalah kesehatan bayi baru lahir yang memerlukan perhatian keluarga dan penolong persalinan serta tindak lanjut petugas kesehatan. Dengan pemantauan neonatal dan bayi, kita dapat segera mengetahui masalah-masalah yang terjadi pada bayi sedini mungkin. Contoh masalah pada bayi yang sering kita temui yaitu commond cold, bronchopnemonia, TBC, asma, pertusis, difteria, gastro enteritis, disentri, dll. Jika salah satu dari masalah tersebut tidak segera diatasi maka bisa menyebabkan masalah atau komplikasi lainnya. Namun, tak semua masalah tersebut harus mendapat penanganan khusus karena bisa membuat dampak negative pada pertumbuhan dan perkembangan bayi. Ada masalah yang seharusnya dibiarkan saja karena masalah tersebut bisa menghilang dengan sendirinya.

B.Relevansi
            Materi yang terdapat dalam modul ini adalah tentang Penyakit Yang Lazim Timbul Pada Anak, seperti commond cold, bronchopnemonia, TBC, asma, pertusis, difteria, gastro enteritis, disentri.
            Isi dari modul pembelajaran ini erat kaitannya dengan mata kuliah lainnya yaitu asuhan kebidanan neonatus. Secara umum mata kuliah ini tidak berdiri sendiri akan tetapi merupakan prasyarat bagi mahasiswa untuk dapat mengetahui penyakit apa saja yang dapat timbul pada anak.
            Penulisan modul ini berdasarkan sumber-sumber pustaka yang tertuang di dalam daftar pustaka. Dengan mempelajari modul ini, secara tidak langsung sudah membaca beberapa sumber pustaka, sehingga diharapkan tujuan mata kuliah ini dapat tercapai sesuai dengan yang diharapkan.

C.Tujuan
            Tujuan pembuatan modul ini adalah setelah mempelajari modul ini mahasiswa mampu mengetahui tentang penyakit yang lazim timbul pada anak.



BAB II
PEMBAHASAN

A.  PENYAKIT YANG LAZIM TIMBUL PADA ANAK

3.    Commond Cold
Ialah penyakit primer di nasofaring dan hidung yang sering dijumpai pada bayi dan anak. Dibedakan istilah nasofaringitis akut untuk anak dan coommond cold untuk orang dewasa oleh karena manifestasi klinis penyakit ini pada orang dewasa dan anak berlainan. Pada infeksi anak yang lebih luas, mencakup daerah sinus paranasal, telinga tengah di samping nasofaring, disertai demam yang tinggi. Pada orang dewasa infeksi mencakup daerah terbatas dan biasanya tidak disertai demam yang tinggi.
                                           
Etiologi                                         
Penyebab penyakit ini adalah virus. Masa menular penyakit ini beberapa jam sebelum gejala timbul sampai 1-2 hari sesudah hilangnya gejala. Komplikasi timbul akibat invsi bakteri patogen biasanya pneumococcus, streptococcus dan pada anak kecil H. Influenzae dan staphylococcus. Masa tunas 1-2 hari.

Tanda Dan Gejala
     Berupa gejala nasofaringitis dengan pilek, batuk sedikit dan kadang-kadang bersin. Dari hidung keluar sekret cair dan jernih yang dapat kental dan purulen bila terjadi infeksi sekunder oleh kokus. Sekret ini sangat merangsang anak kecil. Sumbatan hidung menyebabkan anak bernafas melalui mulut dan anak menjadi gelisah. Pada anak yang lebih besar kadang-kadang didapat rasa nyeri pada otot, pusing dan anoreksi. Sumbatan hidung disertai selaput lendir tenggorok yang kering menambah rasa nyeri.

Pengobatan
Hanya simtomatik, yaitu diberikan ekspetoran untuk mengatasi batuk, sedativum untuk menenangkan dan antipiretikum untuk menurunkan panas penderita. Obstruksi hidung pada bayi sangat sukar diobati. Pengisapan lendir dari hidung dengan berbagai alat tidak efektif dan biasanya berbahaya. Cara terbaik penyaluran sekret ialahdapat mengusahakan posisi bayi dalam “prone position” pada anak besar dapat diberikan tetes hidung larutan efedrin 1%. Bila ada infeksi sekunder hendaknya diberikan antibiotika. Batuk yang produktif (pada bronkitis dan trakeitis) merupakan indikasi kontra pemberian antitusif ( misal : kodein ) karena terjadi depresi pusat batuk dan pusat muntah, mudah terjadi penumpukan serta sekret sehingga dapat terjadi bronkopneumonia.





2. Bronkopneumonia
Bronkopneumonia adalah pneumonia yang mempunyai pola penyebaran berbecak, teratur dalam satu atau lebih area terlokalisir dalam bronki dan meluas ke parenkim paru yang berdekatan di sekitarnya.merupakan salah satu pembagian dari pneumonia menurut dasar anatomis. Pneumonia adalah radang paru-paru yang dapat disebabkan oleh bermacam-macam, seperti bakteri, virus, jamur, dan benda-benda asing.
            Etiologi.
1.  Bakteri : Pneumokokus merupakan penyebab utama pneumonia, dimana pada anak-anak serotipe 14, 1, 6, dan 9, Streptokokus dimana pada anak-anak dan bersifat progresif, Stafilokokus, H. Influenza, Klebsiela, M. Tuberkulosis, Mikoplasma pneumonia.
2.  Virus : Virus adeno, Virus parainfluenza, Virus influenza, Virus respiratori sinsisial.
3.  Jamur : Kandida, Histoplasma, Koksidioides.
4.  Protozoa : Pneumokistis karinii.

Pencegahan
Pada penyakit yang ringan, mungkin virus tidak perlu antibiotic. Pada penderita yang rawat inap (penyakit berat) harus segera diberi antibiotic. Pemilihan jenis antibiotic didasarkan atas umur, keadaan umum penderita dan dugaan kuman penyebab.
3.    Umur 3 bulan-5 tahun, bila toksis mungkin disebabkan oleh Streptokokus pneumonia, Hemofilus influenza atau Stafilokokus. Pada umumnya tidak dapat diketahui kuman penyebabnya, maka secara praktis dipakai :
    Kombinasi :
Penisilin prokain 50.000-100.000 KI/kg/24jam IM, 1-2 kali sehari, dan Kloramfenikol 50-100 mg/kg/24 jam IV/oral, 4 kali sehari.
Atau kombinasi :
Ampisilin 50-100 mg/kg/24 jam IM/IV, 4 kali sehari dan Kloksasilin 50 mg/kg/24 jam IM/IV, 4 kali sehari.
Atau kombinasi :                         
Eritromisin 50 mg/kg/24 jam, oral, 4 kali sehari dan Kloramfenikol (dosis sda).
2.  Umur < bulan, biasanya disebabkan oleh : Streptokokus pneumonia, Stafilokokus atau Entero bacteriaceae.
Kombinasi :                     
Penisilin prokain 50.000-100.000 KI/kg/24jam IM, 1-2 kali sehari, dan Gentamisin 5-7 mg/kg/24 jam, 2-3 kali sehari.
Atau kombinasi :
Kloksasilin 50 mg/kg/24 jam IM/IV, 4 kali sehari dan Gentamisin 5-7 mg/kg/24 jam, 2-3 kali sehari.
Kombinasi ini juga diberikan pada anak-anak lebih 3 bulan dengan malnutrisi berat atau penderitaimmunocompromized.
3.  Anak-anak > 5 tahun, yang non toksis, biasanya disebabkan oleh :
Streptokokus pneumonia :
- Penisilin prokain IM atau
- Fenoksimetilpenisilin 25.000-50.000 KI/kg/24 jam oral, 4 kali sehari atau
- Eritromisin (dosis sda) atau Kotrimoksazol 6/30 mg/kg/24 jam, oral 2 kali sehari.
- Mikoplasma pneumonia : Eritromisin (dosis sda).
4.  Bila kuman penyebab dapat diisolasi atau terjadi efek samping obat (misalnya alergi) atau hasil pengobatan tidak memuaskan, perlu dilakukan reevaluasi apakah perlu dipilih antibiotic lain.
5.  Lamanya pemberian antibiotic bergantung pada :
-  kemajuan klinis penderita
-  jenis kuman penyebab

3. TBC
     Penyakit tuberkulosis pada bayi atau anak disebut juga tuberkulosis primer dan merupakan suatu penyakit sistematik. Tuberkulosis primer adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh mycobacterium tuberculosis dan mycobacterium bovis.

Etiologi
   Penyakit ini disebabkan oleh bakteri mycobacterium tuberculosis. Basil tuberkulosis dapat hidup dan tetap virulen beberapa minggu dalam keadaan kering, tetapi dalam cairan mati pada suhu 60ºC dalam 15 – 20 menit. Penularan mycobacterium tubercolosis biasanya melalui udara,hingga sebagian besar focus primer tubercolosis terdapat dalam paru-paru. Selain melalui udara penularan dapat per oral misalnya minum susu yang mengandung basil tubercolosis,biasanya microbacterium bovis.dapat juga terjadi dengan kontak langsung misalnya melalui luka atau  lecet di kulit.
Runyon (1959) membagi mycobacterium menjadi 4 golongan:
1.   Golongan fotokromogen,misalnya M.cansasii yang dapat menyebabkan penyakit didalam dan di luar paru seperti tubercolosis.
2.  Golongan skotokromogen,misalnya N.scrofulaceum yang dapat menyebabkan adenitis servikalis pada anak.
3.  Golongan nonfotokromogen misalnya:M.intracellare.(bettey strains),yang dapat menyebabkan penyakit paru seperti tubercolosis.
4.  Golongan rapid growers misalnya M.fortuitum yang dapat menyebabkan abses M.smegmantes merupakan saprofit pada smegma.

Tanda Dan Gejala
     Permulaan tuberkulosis sukar diketahui karena gejalanya tidak jelas dan tidak khas, tetapi kalau terdapat panas yang naik turun dan lama dengan atau tanpa batuk atau pilek, anoreksia, penurunan berat badan dan anak lesu, harus dipikirkan kemungkinan tuberkulosis.petunjuk lain untuk diagnosis tuberkulosis ialah adanya kontak dengan penderita tuberkulosis orang dewasa.

Pencegahan
     Pengobatan tuberkulosis ditentukan berdasarkan 2 pertimbangan bakteriologis. Dengan pemberian vaksin BCG dapat mencegah TB dalan beberapa situasi. Karena dalam pemberian vaksin BCG  dapat meninggikan daya tahan tubuh terhadap infeksi oleh basil tuberkulosis yang virulen. Dan dengan memberikan kemoprofilaksis dapat mencegah terjadinya infeksi pada anak dengan kontak tuberkulosis dan uji tuberkulin masih negatif yang berarti masih belum terkena infeksi atau masih dalam masa inkubasi.

4. Asma
     Asma merupakan satu penyakit radang paru-paru kronis yang dapat mengakibatkan merapatnya dan menyempitnya saluran udara sehingga penderita batuk-batuk dan sulit bernapas.
    Asma adalah suatu gangguan yang komplek dari bronkial yang dikarakteristikan oleh periode bronkospasme (kontraksi spasme yang lama pada jalan nafas). (Polaski : 1996).

    Asma adalah gangguan pada jalan nafas bronkial yang dikateristikan dengan bronkospasme yang reversibel. (Joyce M. Black : 1996).
    Asma adalah penyakit jalan nafas obstruktif intermiten, reversibel dimana trakea dan bronkhi berespon secara hiperaktif terhadap stimulasi tertentu. (Smelzer Suzanne : 2001).
    Dari ketiga pendapat tersebut dapat diketahui bahwa asma adalah suatu penyakit gangguan jalan nafas obstruktif intermiten yang bersifat reversibel, ditandai dengan adanya periode bronkospasme, peningkatan respon trakea dan bronkus terhadap berbagai rangsangan yang menyebabkan penyempitan jalan nafas.

Penyebab
     Penyebab asma masih belum jelas. Diduga yang memegang peranan utama ialah reaksi berlebihan dari trakea dan bronkus, yang belum jelas diketahui penyebabnya. Diduga karena adanya hambatan dari sebagian sistem adrenergik, kurangnya enzim adenilsiklase dan meningginya tonus sistem parasimpatik, sehingga mudah terjadinya kelebihan tonus parasimpatik.

Tanda  Dan Gejala
     Asma ditandai oleh adanya 3 kelainan yaitu, konstriksi otot bronkus, inflamasi mukosa, dan bertambahnya sekret di jalan napas. Pada stadium permulaan serangan terlihat mukosa pucat, terdapat edema dan sekresi bertambah. Lumen bronkus menyempit akibat spasme. Terlihat kongesti pembuluh darah, infiltrasi sel eosinofil dalam sekret di dalam lumen saluran napas. Jika serangan sering terjadi dan lama atau menahun akan terlihat deskuamasi epitel., penebalan membran hialin basal, hiperplasia serat elastin, juga hiperplasia dan hipertropi otot bronkus. Pada serangan yang berat terdapat penyumbatan brunkus oleh mukus yang kental.
     Ada beberapa jenis asma yaitu :
1. Asma alergi
    Disebabkan oleh allergen / alergenalergen yang dikenal (misal: serbuk sari , binatang, amarah, makanan, jamur). Kebanyak allergen terdapat di udara dan musiman. Pasien dengan asma allergic biasanya mempunyai riwayat keluarga yang allergic dan riwayat medis masa lalu eczema / rhinitis allergic. Pemajanan terhadap allergen mencetuskan serangan asma. Anak-anak dengan asma allergic sering dapat mengatasi kondisi sampai masa remaja.
2. Asma idiopatik / non allergic
    Tidak berhubungan dengan allergen spesifik.faktor – factor,seperti common cold, infeksi traktus respiratorius, latihan, emosi, dan polutan lingkungan dapat mencetuskan serangan.beberapa agen farmakologi, seperti aspirin dan agen anti inflamasi nonsteroid lain, pewarna rambut, antagonis beta – adrenergic, dan agen sulfit (pengawet makanan), juga mungkin menjadi factor. Serangan asma idiopatik atau non allergic menjadi lebih berat dan sering sejalan dengan berlalunya waktu dan dapat berkembang menjadi bronchitis kronis dan emfisema.
3. Asma Gabungan
     Adalah bentuk asma yang paling umum. Asma ini mempunyai karakteristik dari bentuk allergic maupun bentuk ideopatic atau non allergic

Pencegahan
     Penanggulangan asma sekarang dititikberatkan untuk mencegah terjadinya serangan asma. Pemberian obat-obatan harus dinilai untuk kepentingan tumbuh kembang anak apakah merugikan atau tidak. Serangan asma dapat dicegah dengan cara menghindari faktor pencentus dan menggunakan obat-obatan atau tindakan untuk meredakan atau mengurangi reaksi-reaksi yang akan atau yang sudah timbul oleh pencetus.

5. Pertusis
     Pertusis disebut juga sebagai tussis quinta, whooping cough ( batuk rejan ).
Pertusis adalah infeksi saluran pernafasan akut yang disebabkan oleh berdetellah pertusis (Nelson, 2000 : 960)
Pertusis adalah penyakit saluran nafas yang disebabkan oleh berdetella pertusisa, nama lain penyakit ini adalah Tussisi Quinta, whooping cough, batuk rejan. (Arif Mansjoer, 2000 : 428)
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pertusis adalah infeksi saluran pernafasan akut yang disebabkan oleh bordetella pertusis, nama lain penyakit ini adalah tussis Quinta, whooping cough, batuk rejan.

Etiologi
Bordetella pertusis adalah satu-satunya penyebab pertusis yaitu bakteri gram ensitiv, tidak  bergerak,  dan ditemukan  dengan  melakukan  swab  pada  daerah nasofaring dan ditanamkan pada media agar Bordet-Gengou. (Arif Mansjoer, 2000)
Adapun ensi-ciri ensitiv ini antara lain:
1.             Berbentuk batang (coccobacilus).
2.             Tidak dapat bergerak.
3.             Bersifat gram ensitiv.
4.             Tidak berspora, mempunyai kapsul.
5.             Mati pada suhu 55ºC selama ½ jam, dan tahan pada suhu rendah (0º- 10ºC).
6.             Dengan pewarnaan Toluidin blue, dapat terlihat granula bipolar metakromatik.
7.            Tidak ensitive terhadap tetrasiklin, ampicillin, eritomisisn, tetapi resisten terhdap penicillin.



Cara penularan pertusis, melalui:
-          Droplet infection
-          Kontak tidak langsung dari alat-alat yang terkontaminasi
Penyakit ini dapat ditularkan penderita kepada orang lain melalui percikan-percikan ludah penderita pada saat batuk dan bersin. Dapat pula melalui sapu tangan, handuk dan alat-alat makan yang dicemari kuman-kuman penyakit tersebut. Tanpa dilakukan perawatan, orang yang menderita pertusis dapat menularkannya kepada orang lain selama sampai 3 minggu setelah batuk dimulai.

Pencegahan
1.    Antibiotik
a.    Eritromisin dengan dosis 50 mg / kg BB / hari dibagi dalam 4 dosis. Obat ini menghilangkan B. Pertussis dari nasofaring dalam 2-7 hari ( rata-rata 3-6 hari ) dan dengan demikian memperpendek kemungkinan penyebaran infeksi. Eritromisin juga menggugurkan atau menyembuhkan pertussis bila diberikan dalam stadium kataral, mecegah dan menyembuhkan pneumonia dan oleh karena itu sangat penting dalam pengobatan pertusis khususnya pada bayi muda.
b.    Ampisilin dengan dosis 100 mg / kg BB / hari, dibagi dalam 4 dosis.
c.    Lain-lain : Rovamisin, kotrimoksazol, klorampenikol dan tetrasiklin.
2.    Ekspektoran dan mukolitik.
3.    Kodein diberikan bila terdapat batuk-batuk yang hebat sekali.
4.    Luminal sebagai sedative

6. Difteria
        Difteria adalah suatu penyakit infeksi mendadak yang di sebabkan oleh kuman corynebacterium diphtheria.mudah menular dan yang di serang terutama traktus respiratorius bagian atas dengan tanda khas terbentuknya pseudomembran dan di lepaskannya eksotoksin yang dapat menimbulkan gejala umum dan lokal.
Etiologi
      Di sebabkan oleh corynebacterium diphtheria,bakteri gram positif yang bersifat polimorf,tidak bergerak dan tidak membentuk spora.pewarnaan sediaan langsung dapat di lakukan dengan biru metilen atau biru toluidin.basil ini dapat di temukan dengan langsung dari lesi.
Difteri dibagi atas berapa bagian yaitu :
1)      Difteri hidung                                                                                                  
Gejalanya paling ringan dan jarang terdapat (hanya 2%).mula-mula hanya tampak pilek,tetapi kemudian sekeret yang kluar tercampur darah sedikit yang berasal dari pseudomembran.penyebaran pseudomembran dapat pula mencapai faring dan laring.penderita diobati seperti penderita difteri lainnya.
2)      Difteri faring dan tonsil (difteri fausial)                                                    
Paling sering di jumpai (75%).terdapat radang akut tenggorokan,demam sampai 38,5 cc,takikardi,tampak lemah,napas berbau,timbul pembengkakan kelenjar regional (bull neck).membran dapat berwarna putih,abu-abu kotor,atau abu kehijauan dengan tepi yang sedikit terangkat.bila membran diangkat akan timbul pendarahan.tetapi prosedur ini dikontradikasikan memper cepatpenyerapan toksin.
3)      Difteri laring dan trakea                                                                                   
Lebih sering sebagai jalaran difteri faring dan tonsil (3 kali lebih banyak )dari pada primer mengenai laring.gejala gangguan jalan nafas berupa suara serak dan stiridor inspirasi jelas dan bila lebih berat dapat timbul sesak nafas berat,sianosis,demam sampai 40 cc dan tampak retraksi suprasternal sertaepigastrium.pembesaran kelenjar regional akan menyebabkan bull neck.pada pemeriksaan laring tampak kemerahan,sebab,banyak sekeret dan permukaan ditutupi oleh pseudomembran.bila anak terlihat sesak dan payah sekali maka harus segera ditolong dengan tindakan trakeostomi sebagai pertolongan pertama.
4)      Difteri kutaneus 
Merupakan keadaan yang sangat jarang sekali terdapatan eng tie (1965) mendapatkan 30% infeksi kulit yang diperiksanya mengandung kuman difteri.dapat pula timbul di daerah konjungtiva,vagina dan umbilikus.   

7. Gastro enteritis
  Gastroenteritis adalah keadaan dimana frekuensi buang air besar lebih dari 4 kali pada bayi dan lebih 3 kali pada anak dengan konsistensi feses encer, dapat berwarna hijau atau dapat pula bercampur lendir dan darah/lendir saja. (Sudaryat Suraatmaja.2005.
   Gastroenteritis yaitu defekasi encer lebih dari tiga kali sehari dengan atau tanpa darah dan atau lender dalam feses. (Suharyono,1999)
   Gastroenteritis adalah kehilangan cairan dan elektrolit yang berlebihan yang terjadi karena frekuensi satu kali atau lebih BAB dengan perubahan bentuknya yang encer atau cair. (Suriadi, 2001)
   Gastroenteritis adalah suatu kondisi pada gaster yang ditandai dengan adanya muntah dan diare yang disebabkan infeksi, alergi, tidak toleran terhadap makanan tertentu atau mencerna toksin. (Tucker,1998)
    Dari bebepara pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa gastroenteritis adalah buang air besar yang tidak normal atau bentuk feses encer dengan frekukensi lebih banyak dari biasanya.
 Etiologi
        Penyebab diare dibagi dalam beberapa factor yaitu:
1.Infeksi       
a.Infeksi internal yaitu infeksi saluran pencernaan yang merupakan penyebab utama pada anak yang disebabkan infeksi bakteri (E. Colli, Salmonella,Shigella, Vibrio dll) parasit (protozoa:E. Hystolitica , G. Lamblia; cacing:Askaris, trikurus; Jamur :kandida ) melalui fecal oral : makanan , minuman,yang tercemar tinja atau kontak langsung dengan tinja penderita
b.Infeksi parenteral yaitu infeksi dari bagian tubuh lain di luar alat pencernaan seperti otitis media akut, tonsilofaringitis, infeksi parasit : cacing,protozoa, jamur.keadaan ini terjadi pada bayi dan anak umur dibawah 2 tahun.
2. Malabsorsi
a.Mal absorpsi kalbohidrat, disakarida ( intoleransi laktosa, maltosa dan sukrosa). Pada  bayi dan anak-anak yang terpenting dan tersering adalah intoleransi laktosa.
b.Mal absorpsi lemak dan Mal absorpsi protein
3. Makanan : Makanan basi, baeracun, alergi terhadap makanan
4. Psikologik : Rasa takut dan cemas walaupun jarang dapat menimbulkan diare terutama pada anak yang telah besar.
Pencegahan
Dalam pencegahan penyakit Gastroenteritis dapat dilihat dalam lima tingkat  pencegahan (five levels of prevention) sebagai berikut :
1) Perbaikan status gizi individu/perorangan ataupun masyarakat untuk membentuk daya tahan tubuh yang lebih baik dan dapat melawan Agent penyakit yang akan masuk kedalam tubuh, seperti mengkonsumsi bahan makanan yang mengandung zat gizi yang lebih baik dan diperlukan oleh tubuh.
2) Pemberian ASI Ekslusif kepada bayi yang baru lahir, karena ASI banyak mengandung kalori, protein dan vitamin yang banyak dibutuhkan oleh tubuh, pencegahan ini bertujuan untuk membentuk system kekebalan tubuh sehingga terlindung dari berbagai penyakit infeksi seperti Gastroenteritis.
3) Diagnosa Dini dan Pengobatan Segera (Early Diagnosis and Prompt Treatment)
4) Pemberantasan Cacat (Disability Limitation)
Penyakit Gastroenteritis ini jika tidak diobati secara baik dan teratur akan dapat menyebabkan kematian. Pembatasan kecacatan (Disability Limitation) dalam mencegah terjadinya penyakitGastroenteritis dapat dilakukan dengan berbagai upaya diantaranya :
- Mencegah proses penyakit lebih lanjut dengan cara melakukan pengobatan secara berkesinambungan sehingga tercapai proses pemulihan yang baik.
-Melakukan perawatan khusus secara berkala guna memperoleh pemulihan kesehatan yang lebih cepat.
- Mencuci tangan sebelum makan
5) Rehabilitasi (Rehabilitation)
    Rehabilitasi (Rehabilitation) dalam mencegah terjadinya penyakit Gastroenteritis dapat dilakukan dengan rehabilitasi fisik/medis apabila terdapat gangguan kesehatan fisik akibat penyakit Gastroenteritis
8. Disentri
Disentri berasal dari bahasa Yunani, yaitu dys (gangguan) dan enteron(usus), yang berarti radang usus yang menimbulkan gejala meluas dengan gejala buang air besar dengan tinja berdarah, diare encer dengan volume sedikit, buang air besar dengan tinja bercampur lender (mucus) dan nyeri saat buang air besar (tenesmus). Disentri merupakan peradangan pada usus besar yang ditandai dengan sakit perut dan buang air besar yang encer secara terus menerus (diare) yang bercampur lendir dan darah.
Disentri merupakan suatu infeksi yang menimbulkan luka yang menyebabkan tukak terbatas di colon yang ditandai dengan gejala khas yang disebut sebagai sindroma disentri, yakni :
1.    Sakit di perut yang sering disertai dengan tenesmus, 
2.    Berak-berak, dan 
3.    Tinja mengandung darah dan lendir. 
Adanya darah dan lekosit dalam tinja merupakan suatu bukti bahwa kuman penyebab disentri tersebut menembus dinding kolon dan bersarang di bawahnya.Penyakit ini seringkali terjadi karena kebersihan tidak terjaga,baik karena kebersihan diri atau individu maupun kebersihan masyarakat dan lingkungan.

Penyebab
Penyebab Disentri yang paling umum adalah tidak mencuci tangan setelah menggunakan toilet umum atau tidak mencuci tangan sebelum makan. Cukup simple memang untuk penyebab disentri sebagai kasus klasik, tapi itulah kenyataannya. Secara garis besar penyebab penyakit disentri sangat erat kaitannya dengan kebersihan lingkungan dan kebiasaan hidup bersih.
Bakteri penyebab penyakit disentri antara lain kontak dengan bakteri Shigella dan beberapa jenis Escherichia coli (E. Coli). Penyebab lain bakteri yang kurang umum dari diare berdarah termasuk infeksi Salmonella dan Campylobacter. Untuk jenis penyakit disentri amoeba, disebabkan oleh parasit Entamoeba histolytica
Mikroorganisme penyebab disentri baik itu berupa bakteri maupun parasit menyebar dari orang ke orang. Hal yang sering terjadi penderita menularkan anggota keluarga untuk menyebarkannya ke seluruh anggota keluarga yang lainnya. Infeksi oleh mikroorganisme penyebab disentri ini dapat bertahan dan menyebar untuk sekitar empat minggu.
Disentri juga dapat menyebar melalui makanan yang terkontaminasi. Negara miskin yang memiliki sistem sanitasi yang tidak memadai menunjukkan angka yang tinggi untuk kejadian kasus penyakit disentri. Frekuensi setiap patogen penyebab penyakit disentri bervariasi di berbagai wilayah dunia. Sebagai contoh, Shigellosis yang paling umum di Amerika Latin sementara Campylobacter adalah bakteri yang dominan di Asia Tenggara. Disentri jarang disebabkan oleh iritasi kimia atau oleh cacing usus.

Tanda dan gejala
Gejala-gejala disentri antara lain :
-          Buang air besar dengan tinja berdarah
-          Diare encer dengan volume sedikit
-          Buang air besar dengan tinja bercampur lendir (mucus)
-          Nyeri saat buang air besar (tenesmus)

Ciri-ciri saat jika terkena disentri adalah sebagai berikut :
-          Panas tinggi (39,50°C – 40,0°C), appear toxic
-          Muntah-muntah
-          Sakit kram di perut dan sakit di anus saat BAB
-          Kadang disertai gejala serupa ensefalitis dan sepsis
-          Diare disertai darah dan lendir dalam tinja
-          Frekuensi BAB umumnya lebih sedikit
-          Sakit berut hebat (kolik)
Pencegahan
Disentri amoeba Makanan, minuman dan keadaan lingkungan hidup yang memenuhi syarat kesehatan merupakan sarana pencegahan penyakit yang sangat penting. Air minum sebaiknya dimasak dahulu karena kista akan binasa bila air dipanaskan 500C selama 5 menit. Penting sekali adanya jamban keluarga, isolasi dan pengobatan carrier. Carrier dilarang bekerja sebagai juru masak atau segala pekerjaan yang berhubungan dengan makanan. Sampai saat ini belum ada vaksin khusus untuk  pencegahan. Pemberian kemoprofilaksis bagi wisatawan yang akan mengunjungi daerah endemis tidak dianjurkan.
Disentri basiler Belum ada rekomendasi pemakaian vaksin untuk Shigella. Penularan disentri basiler dapat dicegah dan dikurangi dengan kondisi lingkungan dan diri yang bersih seperti membersihkan tangan dengan sabun, suplai air yang tidak terkontaminasi, penggunaan jamban yang bersih
                                                           


















BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
            Dari papran atau penjeasan di atas, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa sesuai dengan makalah “Penyakit Yang Lazim Timbul Pada Anak”. Penulis menyimpulkan bahwa penyakit yang terjadi atau diderita anak harus segera kita obati dan cara pengobatannya juga kita harus sudah tahu atau mengerti.

SARAN
            Menyadari bahwa penulis mash jauh dari kata sempurna, kedepannya penulis akan lebih focus dalam menjelaskan tentang makalah di atas dengan sumber-sumber yang lebih banyak yang tentunya dapat dipertanggung jawabkan.















DAFTAR PUSTAKA

Wahidiyat,Iskandar.1985.Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta.1981.Buku Kuliah 2 Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta.






















SOAL LATIHAN
1. Seorang wanita datang, sejak 2 hari terdapat bercak-bercak kemerahan di sekitar mulut, keropeng di bibir. PF : Eritema, vesikel, bula di sekitar bibir dan mukosa mulut. Riwayat minum obat 5 hari yang lalu. Faktor pencetus yang paling mungkin………
A. alergi obat
B. infeksi
C. neoplasma
D. inflamasi
E. infestasi
2. Komplikasi penyakit tersebut diatas yang dapat menyebabkan kematian……..
A. meningitis
B. hepatitis
C. perdarahan gastrointestinal
D. DIC
E. Sepsi
s
anak 2 bln --> ke UGD, perut kembung, muntah, tidak buang air besar sejak 4hr yll. Ada riwayat diare menyemprot. Pada pemeriksaan ditemukan pergerakan meconium yg lambat dan obstipasi berulang
3. Mana diagnosis yg paling tepat?
A. Intussuception
B. Diare akut
C. Enterocolitis
D. Hirschprung's disease
E. Ulcerative colitis
bayi perempuan 9 bln --> UGD, sering buang air besar berdarah dan berlendir. Sehari sebelumnya bayi tampak gelisah dan menangis melengking, hal ini terjadi berulang2. Tidak ada demam sebelumnya, pada pemeriksaan ditemukan massa di epigastrium dan tidak ada portio-like appearance pada colok dubur
4. Mana diagnosis paling tepat?
A. Disentri amuba
B. Intussuception
C. Haemorrhoid
D. Ulcerative colitis
E. Perforated Meckel's diverticulum
5.   anak 9th --> klinik mata, mata gatal, blepharospasme, fotofobia, sekret mata yg copious mucoid, visus (N), slit lamp --> cobblestone pada palpebra superior
penatalaksanaan?
A. antibiotik topikal
B. antimetabolik topikal
C. acyclovir topikal
D. antihistamin topikal
E. Topical artificial tears

pria 35th, mata gatal, merah, sekret sperti susu pada konjungtiva. slit lamp --> pappilla di konjungtiva tarsal superior dan inferior. riwayat keluarga dgn penyakit atopik
6 . Diagnosis?
A. vernal conjunctivitis
B. Atopic conjunctivitis
C. Acute conjunctivitis
D. Flictenularis conjunctivitis
E. Follicle conjunctivitis
7.  Anak 3 tahun diantar ibunya krn belum bisa komunikasi
mana hal berikut yg menunjukkan dampak pada anak?
A. ketulian memberi hal yg sangat bermakna pd anak usia sekolah (6-9th)
B. ketulian mempengaruhi 'educational performance' dan perkembangan sosial
C. ketulian pd anak memberi dampak yg sama spt ketulian pd dewasa
D. ketulian pd usia dini (0-3) tidak mempengaruhi perkembangan bicara
E. ketulian pd usia skolah (6-9) mempengaruhi perkembangan bicara
8. daya tahan tubuh yang lemah/menurun, virulensi dan jumlah kuman yang memegang  peranan penting dalam terjadinya infeksi  pada penyakit...
a. TBC.
b. asma
c. radang paru
d. ISPA
e. diare
9. Anak perempuan 5th --> nyeri pada telinga kiri. 2mgg sebelumnya menurut ibunya, anaknya pernah ke poli THT dgn keluhan otitis media akut supuratif bilateral tetapi sudah sembuh. Ditemukan kolesteatoma pada telinga kiri. pasien ini direncanakan u/ operasi pengangkatan kolesteatoma.
Apa tujuan dilakukan operasi?
A. perbaikan pendengaran
B. menjaga penurunan pendengaran
C. mengangkat seluruh jaringan patologis
D. mempertahankan keutuhan dinding posterior canal
E. rekonstruksi dari membran timpani
10.Seorang ibu, bayi perempuan 8 bulan, BAB ± 4 – 5 x/hari disertai sisa makanan yang belum tercerna sempurna sejak 2 minggu terakhir. Ibu bekerja sebagai guru & memberikan ASI 1x sebelum berangkat kerja & sepulang kerja 3-4 x . Makanan tambahan bubur susu 3x/hari & sari jeruk peras 1x sehari. Ayah tidak bekerja, nenek bantu asuh bayi. Anjuran terbaik?
a.Sementara ibu berhenti bekerja
b.Pemberian bubur susu dihentikan
c.Pemberian sari jeruk peras dihentikan
d.Diberikan imunisasi
e.Dikonsultasikan ke puskesmas
11. Seorang anak laki usia 23 bulan, BB 6,1 kg, PB 78 cm, dirawat di RS dengan keluhan sakit perut selama 3 hari berturut-turut. Anak cengeng, wajah sayu, otot hipotrofi, & jar subkutis sangat sedikit + udem pada dorsum pedis. Diagnosis tersebut adalah.
a. diare akut
b. meningitis
c. hepatitis
d. parotis
e. kronis

12. Bayi 2 hari datang ke UGD dengan keluhan muntah muntah, belum BAB. PF: anus normal, perut tampak distensi dan peristaltic meningkat. Colok dubur: meconium menyemprot lalu obstipasi lagi. Diagnosa?
a. Meconium plug syndrome
b. Meconium ileus
c. Penyakit Hirschprung
d. Rectal stenosis
d. Anal membrane stenosis

13. Ibu memebawa anaknya berusai 8 bulan ke Puskesmas dengan demam sejak 3 hari, tidak nafsu makan, demam pada malam hari. Diagnosa?
a. DBD
b. typhoid
c. malaria
d .radang pada
e. demam biasa

14. Anak 5 tahun dengan keluhan gatal-gatal daerah anal. Pemeriksaan penunjang yang   mendukung diagnosa?
a. biak tinja
b. periksa tinja langsung
c. periksa tinja apung
d. periksa tinja endapan
e. graham schotch tape

15. Anak 23 bulan, diare kronis, pemeriksaan yang dilakukan:
a. darah tepi yang terdapat pada feses
b. protein serum
c. Rontgen thorax
d. pemeriksaan anus
e. pemeriksaan hidung dan mulut

16. Anak usia 6 bulan, BB 6,5 kg, datang dengan sesak napas. Sebelumnya panas tidak tinggi, batuk berdahak, pilek. Pada pemeriksaan fisik didapatkan ekspirasi memanjang, ronkhi basah nyaring. Rontgen: hiperaerasi…Diagnosanya:
a. Bronkopneumonia
b. Bronkiolitis
c. Asma bronchial
d. diare
e. malaria
17. Bayi lakilaki 7 bulan, BB 8,5kg . mengalami flu perut, flu lambung, atau virus perut. Infeksi ini menyebabkan terjadinya mual, muntah, diare, kram perut, dan terkadang demam.dari asus diatas diagnosa yang kemungkinan terjadi adalah
a. Gastroenteritis
b. malaria
c. asma
d. TBC
e. bronkiolitis

18.Mual dan muntah,Kehilangan nafsu makan, Penurunan berat badan, Terkadang muncul demam, sakit kepala, dan sakit ototmerupakan tanda /gejala pada penyakit...
a. asma
b. TBC
c. gastroentritis
d. malaria
e. TB paru

19.  tujuan utama dari pengobatan gastroentritis adalah untuk mencegah terjadinya...
a. mempertahankan keutuhan dinding posterior canal
b. ketahanan tubuh
c. dehidrasi
d. mencegah penurunan zat besi
e. malnutrisi

20. Hindari mengonsumsi makanan mentah, baik sayuran maupun buah-buahan yang    sudah dikupas atau disentuh oleh tangan orang lain,Jangan mengonsumsi daging yang tidak dimasak dengan matang. Pastikan meminta orang yang untuk memasaknya hingga matang.pernyataan tersebut merupakan pencegahan dari penyakit...
a. malaria
b. TBC
c. asma
d. gastroentritis
e. piboria


1 komentar:

  1. The best slots and casino games to play right now
    The best 김천 출장샵 slots and casino 성남 출장샵 games to 전라북도 출장안마 play right now · 1. Double Diamond Slot · 2. Triple Crown Slot · 3. 서귀포 출장마사지 Dragon Tiger Slot 수원 출장샵 · 4. Rainbow Riches Slot · 5. Super Chilli.

    BalasHapus