KATA
PENGANTAR
Puji
dan syukur kehadirat Allah SWT, karena atas rahmatNya kami dapat menyelesaikan
penyusunan makalah yang berjudul “PENYAKIT YANG LAZIM TIMBUL PADA ANAK” selain
itu untuk menambah wawasan dan pengetahuan yang lebih luas berkenaan dengan
judul makalah yang kami susun.
Dalam penyusunan makalah ini menemukan beberapa kendala,
namun berkat beberapa referensi yang kami dapatkan akhirnya kami dapat
menyelesaikan penyusunan makalah ini.
Kami menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih jauh
dari kesempurnaan, oeh karena itu kami penulis sangat mengharapkan kritik dan
saran dari dosen pembimbing serta pembaca, demi kesempurnaan penyusunan makalah
selanjutmya.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi kita
semua.
Tebing
Tinggi ,25 September 2015
Penulis
DAFTAR
ISI
Kata
Pengantar............................................................................................................2
Daftar Isi.....................................................................................................................3
BAB I : PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang..........................................................................................4
B.
Relevansi ..................................................................................................4
C.
Tujuan
......................................................................................................4
BAB II : PEMBAHASAN
A.
Penyakit Yang
Lazim Timbul Pada Anak
1.
Commond
Cold.................................................................................5
2. Bronkopneumonia..............................................................................6
3.
TBC....................................................................................................7
4.
Asma ..................................................................................................8
5.
Pertusis................................................................................................9
6. Difteria...............................................................................................10
7.
Gastro enteritis...................................................................................11-12
8.
Disentri...............................................................................................13-14
BAB III : PENUTUP
KESIMPULAN.........................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................16
SOAL LATIHAN......................................................................................................17-20
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ditinjau dari pertumbuhan dan perkembangan bayi,
periode neonatal merupakan periode yang paling kritis. Maka dari itu diperlukan
pemantauan pada bayi baru lahir. Tujuan pemantauan bayi baru lahir adalah untuk
mengetahui aktivitas bayi normal atau tidak dan identifikasi masalah kesehatan
bayi baru lahir yang memerlukan perhatian keluarga dan penolong persalinan
serta tindak lanjut petugas kesehatan. Dengan pemantauan neonatal dan bayi,
kita dapat segera mengetahui masalah-masalah yang terjadi pada bayi sedini
mungkin. Contoh masalah pada bayi yang sering kita temui yaitu commond cold,
bronchopnemonia, TBC, asma, pertusis, difteria, gastro enteritis, disentri, dll.
Jika salah satu dari masalah tersebut tidak segera diatasi maka bisa
menyebabkan masalah atau komplikasi lainnya. Namun, tak semua masalah tersebut
harus mendapat penanganan khusus karena bisa membuat dampak negative pada
pertumbuhan dan perkembangan bayi. Ada masalah yang seharusnya dibiarkan saja
karena masalah tersebut bisa menghilang dengan sendirinya.
B.Relevansi
Materi yang terdapat dalam modul ini adalah tentang
Penyakit Yang Lazim Timbul Pada Anak, seperti commond cold, bronchopnemonia,
TBC, asma, pertusis, difteria, gastro enteritis, disentri.
Isi dari modul pembelajaran ini erat kaitannya dengan
mata kuliah lainnya yaitu asuhan kebidanan neonatus. Secara umum mata kuliah
ini tidak berdiri sendiri akan tetapi merupakan prasyarat bagi mahasiswa untuk
dapat mengetahui penyakit apa saja yang dapat timbul pada anak.
Penulisan modul ini berdasarkan sumber-sumber pustaka
yang tertuang di dalam daftar pustaka. Dengan mempelajari modul ini, secara
tidak langsung sudah membaca beberapa sumber pustaka, sehingga diharapkan
tujuan mata kuliah ini dapat tercapai sesuai dengan yang diharapkan.
C.Tujuan
Tujuan pembuatan modul ini adalah setelah mempelajari
modul ini mahasiswa mampu mengetahui tentang penyakit yang lazim timbul pada
anak.
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENYAKIT YANG LAZIM TIMBUL PADA ANAK
3. Commond Cold
Ialah
penyakit primer di nasofaring dan hidung yang sering dijumpai pada bayi dan
anak. Dibedakan istilah nasofaringitis akut untuk anak dan coommond cold untuk
orang dewasa oleh karena manifestasi klinis penyakit ini pada orang dewasa dan
anak berlainan. Pada infeksi anak yang lebih luas, mencakup daerah sinus
paranasal, telinga tengah di samping nasofaring, disertai demam yang tinggi.
Pada orang dewasa infeksi mencakup daerah terbatas dan biasanya tidak disertai
demam yang tinggi.
Etiologi
Penyebab
penyakit ini adalah virus. Masa menular penyakit ini beberapa jam sebelum
gejala timbul sampai 1-2 hari sesudah hilangnya gejala. Komplikasi timbul
akibat invsi bakteri patogen biasanya pneumococcus, streptococcus dan pada anak
kecil H. Influenzae dan staphylococcus. Masa tunas 1-2 hari.
Tanda Dan Gejala
Berupa gejala nasofaringitis dengan pilek, batuk sedikit dan
kadang-kadang bersin. Dari hidung keluar sekret cair dan jernih yang dapat
kental dan purulen bila terjadi infeksi sekunder oleh kokus. Sekret ini sangat
merangsang anak kecil. Sumbatan hidung menyebabkan anak bernafas melalui mulut
dan anak menjadi gelisah. Pada anak yang lebih besar kadang-kadang didapat rasa
nyeri pada otot, pusing dan anoreksi. Sumbatan hidung disertai selaput lendir
tenggorok yang kering menambah rasa nyeri.
Pengobatan
Hanya
simtomatik, yaitu diberikan ekspetoran untuk mengatasi batuk, sedativum untuk
menenangkan dan antipiretikum untuk menurunkan panas penderita. Obstruksi
hidung pada bayi sangat sukar diobati. Pengisapan lendir dari hidung dengan
berbagai alat tidak efektif dan biasanya berbahaya. Cara terbaik penyaluran
sekret ialahdapat mengusahakan posisi bayi dalam “prone position” pada anak
besar dapat diberikan tetes hidung larutan efedrin 1%. Bila ada infeksi
sekunder hendaknya diberikan antibiotika. Batuk yang produktif (pada bronkitis
dan trakeitis) merupakan indikasi kontra pemberian antitusif ( misal : kodein )
karena terjadi depresi pusat batuk dan pusat muntah, mudah terjadi penumpukan
serta sekret sehingga dapat terjadi bronkopneumonia.
2.
Bronkopneumonia
Bronkopneumonia adalah pneumonia yang mempunyai
pola penyebaran berbecak, teratur dalam satu atau lebih area terlokalisir dalam
bronki dan meluas ke parenkim paru yang berdekatan di sekitarnya.merupakan
salah satu pembagian dari pneumonia menurut dasar anatomis. Pneumonia adalah
radang paru-paru yang dapat disebabkan oleh bermacam-macam, seperti bakteri,
virus, jamur, dan benda-benda asing.
Etiologi.
1. Bakteri : Pneumokokus merupakan penyebab utama pneumonia,
dimana pada anak-anak serotipe 14, 1, 6, dan 9, Streptokokus dimana pada
anak-anak dan bersifat progresif, Stafilokokus, H. Influenza, Klebsiela, M.
Tuberkulosis, Mikoplasma pneumonia.
2. Virus : Virus adeno, Virus parainfluenza, Virus influenza,
Virus respiratori sinsisial.
3. Jamur : Kandida, Histoplasma, Koksidioides.
4. Protozoa : Pneumokistis karinii.
Pencegahan
Pada
penyakit yang ringan, mungkin virus tidak perlu antibiotic. Pada penderita yang
rawat inap (penyakit berat) harus segera diberi antibiotic. Pemilihan jenis
antibiotic didasarkan atas umur, keadaan umum penderita dan dugaan kuman
penyebab.
3.
Umur 3
bulan-5 tahun, bila toksis mungkin disebabkan oleh Streptokokus pneumonia,
Hemofilus influenza atau Stafilokokus. Pada umumnya tidak dapat diketahui kuman
penyebabnya, maka secara praktis dipakai :
Kombinasi :
Penisilin
prokain 50.000-100.000 KI/kg/24jam IM, 1-2 kali sehari, dan Kloramfenikol
50-100 mg/kg/24 jam IV/oral, 4 kali sehari.
Atau
kombinasi :
Ampisilin
50-100 mg/kg/24 jam IM/IV, 4 kali sehari dan Kloksasilin 50 mg/kg/24 jam IM/IV,
4 kali sehari.
Atau kombinasi :
Eritromisin
50 mg/kg/24 jam, oral, 4 kali sehari dan Kloramfenikol (dosis sda).
2. Umur < bulan, biasanya disebabkan oleh : Streptokokus pneumonia,
Stafilokokus atau Entero bacteriaceae.
Kombinasi :
Penisilin
prokain 50.000-100.000 KI/kg/24jam IM, 1-2 kali sehari, dan Gentamisin 5-7
mg/kg/24 jam, 2-3 kali sehari.
Atau
kombinasi :
Kloksasilin
50 mg/kg/24 jam IM/IV, 4 kali sehari dan Gentamisin 5-7 mg/kg/24 jam, 2-3 kali
sehari.
Kombinasi
ini juga diberikan pada anak-anak lebih 3 bulan dengan malnutrisi berat atau
penderitaimmunocompromized.
3. Anak-anak > 5 tahun, yang non toksis, biasanya disebabkan
oleh :
Streptokokus
pneumonia :
- Penisilin prokain IM atau
- Fenoksimetilpenisilin 25.000-50.000 KI/kg/24 jam oral, 4 kali sehari
atau
- Eritromisin (dosis sda) atau Kotrimoksazol 6/30 mg/kg/24 jam, oral 2
kali sehari.
- Mikoplasma pneumonia : Eritromisin (dosis sda).
4. Bila kuman penyebab dapat diisolasi atau terjadi efek samping
obat (misalnya alergi) atau hasil pengobatan tidak memuaskan, perlu dilakukan
reevaluasi apakah perlu dipilih antibiotic lain.
5. Lamanya pemberian antibiotic bergantung pada :
- kemajuan klinis penderita
- jenis kuman penyebab
3. TBC
Penyakit tuberkulosis pada bayi atau anak disebut juga
tuberkulosis primer dan merupakan suatu penyakit sistematik. Tuberkulosis
primer adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh mycobacterium tuberculosis
dan mycobacterium bovis.
Etiologi
Penyakit
ini disebabkan oleh bakteri mycobacterium tuberculosis. Basil tuberkulosis
dapat hidup dan tetap virulen beberapa minggu dalam keadaan kering, tetapi
dalam cairan mati pada suhu 60ºC dalam 15 – 20 menit. Penularan mycobacterium tubercolosis
biasanya melalui udara,hingga sebagian besar focus primer tubercolosis terdapat
dalam paru-paru. Selain melalui udara penularan dapat per oral misalnya minum
susu yang mengandung basil tubercolosis,biasanya microbacterium bovis.dapat
juga terjadi dengan kontak langsung misalnya melalui luka atau lecet di
kulit.
Runyon (1959) membagi mycobacterium
menjadi 4 golongan:
1. Golongan fotokromogen,misalnya M.cansasii yang dapat
menyebabkan penyakit didalam dan di luar paru seperti tubercolosis.
2. Golongan skotokromogen,misalnya N.scrofulaceum yang dapat
menyebabkan adenitis servikalis pada anak.
3. Golongan nonfotokromogen misalnya:M.intracellare.(bettey
strains),yang dapat menyebabkan penyakit paru seperti tubercolosis.
4. Golongan rapid growers misalnya M.fortuitum yang dapat
menyebabkan abses M.smegmantes merupakan saprofit pada smegma.
Tanda
Dan Gejala
Permulaan tuberkulosis sukar diketahui karena gejalanya tidak
jelas dan tidak khas, tetapi kalau terdapat panas yang naik turun dan lama dengan
atau tanpa batuk atau pilek, anoreksia, penurunan berat badan dan anak lesu,
harus dipikirkan kemungkinan tuberkulosis.petunjuk lain untuk diagnosis
tuberkulosis ialah adanya kontak dengan penderita tuberkulosis orang dewasa.
Pencegahan
Pengobatan tuberkulosis ditentukan berdasarkan 2 pertimbangan
bakteriologis. Dengan pemberian vaksin BCG dapat mencegah TB dalan beberapa
situasi. Karena dalam pemberian vaksin BCG
dapat meninggikan daya tahan tubuh terhadap infeksi oleh basil
tuberkulosis yang virulen. Dan dengan memberikan kemoprofilaksis dapat mencegah
terjadinya infeksi pada anak dengan kontak tuberkulosis dan uji tuberkulin
masih negatif yang berarti masih belum terkena infeksi atau masih dalam masa
inkubasi.
4. Asma
Asma merupakan satu penyakit radang paru-paru kronis yang dapat
mengakibatkan merapatnya dan menyempitnya saluran udara sehingga penderita
batuk-batuk dan sulit bernapas.
Asma adalah suatu gangguan yang komplek
dari bronkial yang dikarakteristikan oleh periode bronkospasme (kontraksi
spasme yang lama pada jalan nafas). (Polaski : 1996).
Asma adalah gangguan pada jalan nafas bronkial yang dikateristikan dengan bronkospasme yang reversibel. (Joyce M. Black : 1996).
Asma adalah penyakit jalan nafas obstruktif intermiten, reversibel dimana trakea dan bronkhi berespon secara hiperaktif terhadap stimulasi tertentu. (Smelzer Suzanne : 2001).
Dari ketiga pendapat tersebut dapat diketahui bahwa asma adalah suatu penyakit gangguan jalan nafas obstruktif intermiten yang bersifat reversibel, ditandai dengan adanya periode bronkospasme, peningkatan respon trakea dan bronkus terhadap berbagai rangsangan yang menyebabkan penyempitan jalan nafas.
Asma adalah gangguan pada jalan nafas bronkial yang dikateristikan dengan bronkospasme yang reversibel. (Joyce M. Black : 1996).
Asma adalah penyakit jalan nafas obstruktif intermiten, reversibel dimana trakea dan bronkhi berespon secara hiperaktif terhadap stimulasi tertentu. (Smelzer Suzanne : 2001).
Dari ketiga pendapat tersebut dapat diketahui bahwa asma adalah suatu penyakit gangguan jalan nafas obstruktif intermiten yang bersifat reversibel, ditandai dengan adanya periode bronkospasme, peningkatan respon trakea dan bronkus terhadap berbagai rangsangan yang menyebabkan penyempitan jalan nafas.
Penyebab
Penyebab asma masih belum jelas. Diduga yang memegang peranan
utama ialah reaksi berlebihan dari trakea dan bronkus, yang belum jelas
diketahui penyebabnya. Diduga karena adanya hambatan dari sebagian sistem
adrenergik, kurangnya enzim adenilsiklase dan meningginya tonus sistem
parasimpatik, sehingga mudah terjadinya kelebihan tonus parasimpatik.
Tanda Dan Gejala
Asma ditandai oleh adanya 3 kelainan yaitu, konstriksi otot
bronkus, inflamasi mukosa, dan bertambahnya sekret di jalan napas. Pada stadium
permulaan serangan terlihat mukosa pucat, terdapat edema dan sekresi bertambah.
Lumen bronkus menyempit akibat spasme. Terlihat kongesti pembuluh darah,
infiltrasi sel eosinofil dalam sekret di dalam lumen saluran napas. Jika
serangan sering terjadi dan lama atau menahun akan terlihat deskuamasi epitel.,
penebalan membran hialin basal, hiperplasia serat elastin, juga hiperplasia dan
hipertropi otot bronkus. Pada serangan yang berat terdapat penyumbatan brunkus
oleh mukus yang kental.
Ada beberapa jenis asma yaitu :
1. Asma alergi
Disebabkan oleh allergen / alergenalergen yang dikenal (misal: serbuk sari , binatang, amarah, makanan, jamur). Kebanyak allergen terdapat di udara dan musiman. Pasien dengan asma allergic biasanya mempunyai riwayat keluarga yang allergic dan riwayat medis masa lalu eczema / rhinitis allergic. Pemajanan terhadap allergen mencetuskan serangan asma. Anak-anak dengan asma allergic sering dapat mengatasi kondisi sampai masa remaja.
2. Asma idiopatik / non allergic
Tidak berhubungan dengan allergen spesifik.faktor – factor,seperti common cold, infeksi traktus respiratorius, latihan, emosi, dan polutan lingkungan dapat mencetuskan serangan.beberapa agen farmakologi, seperti aspirin dan agen anti inflamasi nonsteroid lain, pewarna rambut, antagonis beta – adrenergic, dan agen sulfit (pengawet makanan), juga mungkin menjadi factor. Serangan asma idiopatik atau non allergic menjadi lebih berat dan sering sejalan dengan berlalunya waktu dan dapat berkembang menjadi bronchitis kronis dan emfisema.
3. Asma Gabungan
Adalah bentuk asma yang paling umum. Asma ini mempunyai karakteristik dari bentuk allergic maupun bentuk ideopatic atau non allergic
Disebabkan oleh allergen / alergenalergen yang dikenal (misal: serbuk sari , binatang, amarah, makanan, jamur). Kebanyak allergen terdapat di udara dan musiman. Pasien dengan asma allergic biasanya mempunyai riwayat keluarga yang allergic dan riwayat medis masa lalu eczema / rhinitis allergic. Pemajanan terhadap allergen mencetuskan serangan asma. Anak-anak dengan asma allergic sering dapat mengatasi kondisi sampai masa remaja.
2. Asma idiopatik / non allergic
Tidak berhubungan dengan allergen spesifik.faktor – factor,seperti common cold, infeksi traktus respiratorius, latihan, emosi, dan polutan lingkungan dapat mencetuskan serangan.beberapa agen farmakologi, seperti aspirin dan agen anti inflamasi nonsteroid lain, pewarna rambut, antagonis beta – adrenergic, dan agen sulfit (pengawet makanan), juga mungkin menjadi factor. Serangan asma idiopatik atau non allergic menjadi lebih berat dan sering sejalan dengan berlalunya waktu dan dapat berkembang menjadi bronchitis kronis dan emfisema.
3. Asma Gabungan
Adalah bentuk asma yang paling umum. Asma ini mempunyai karakteristik dari bentuk allergic maupun bentuk ideopatic atau non allergic
Pencegahan
Penanggulangan asma sekarang dititikberatkan untuk mencegah
terjadinya serangan asma. Pemberian obat-obatan harus dinilai untuk kepentingan
tumbuh kembang anak apakah merugikan atau tidak. Serangan asma dapat dicegah
dengan cara menghindari faktor pencentus dan menggunakan obat-obatan atau
tindakan untuk meredakan atau mengurangi reaksi-reaksi yang akan atau yang
sudah timbul oleh pencetus.
5. Pertusis
Pertusis disebut juga sebagai tussis quinta, whooping cough (
batuk rejan ).
Pertusis adalah infeksi
saluran pernafasan akut yang disebabkan oleh berdetellah pertusis (Nelson, 2000
: 960)
Pertusis adalah penyakit
saluran nafas yang disebabkan oleh berdetella pertusisa, nama lain penyakit ini
adalah Tussisi Quinta, whooping cough, batuk rejan. (Arif Mansjoer, 2000 : 428)
Dari
pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pertusis adalah infeksi saluran
pernafasan akut yang disebabkan oleh bordetella pertusis, nama lain penyakit
ini adalah tussis Quinta, whooping cough, batuk rejan.
Etiologi
Bordetella pertusis adalah
satu-satunya penyebab pertusis yaitu bakteri gram ensitiv, tidak
bergerak, dan ditemukan dengan melakukan swab
pada daerah nasofaring dan ditanamkan pada media agar Bordet-Gengou.
(Arif Mansjoer, 2000)
Adapun ensi-ciri
ensitiv ini antara lain:
1.
Berbentuk batang
(coccobacilus).
2.
Tidak dapat bergerak.
3.
Bersifat gram ensitiv.
4.
Tidak berspora, mempunyai
kapsul.
5.
Mati pada suhu 55ºC selama ½
jam, dan tahan pada suhu rendah (0º- 10ºC).
6.
Dengan pewarnaan Toluidin
blue, dapat terlihat granula bipolar metakromatik.
7.
Tidak ensitive terhadap
tetrasiklin, ampicillin, eritomisisn, tetapi resisten terhdap penicillin.
Cara penularan pertusis, melalui:
- Droplet infection
- Kontak tidak
langsung dari alat-alat yang terkontaminasi
Penyakit ini dapat ditularkan penderita kepada orang lain melalui
percikan-percikan ludah penderita pada saat batuk dan bersin. Dapat pula
melalui sapu tangan, handuk dan alat-alat makan yang dicemari kuman-kuman
penyakit tersebut. Tanpa dilakukan perawatan, orang yang menderita pertusis
dapat menularkannya kepada orang lain selama sampai 3 minggu setelah batuk
dimulai.
Pencegahan
1. Antibiotik
a. Eritromisin dengan dosis 50 mg / kg BB / hari dibagi dalam 4 dosis. Obat
ini menghilangkan B. Pertussis dari nasofaring dalam 2-7 hari ( rata-rata 3-6
hari ) dan dengan demikian memperpendek kemungkinan penyebaran infeksi.
Eritromisin juga menggugurkan atau menyembuhkan pertussis bila diberikan dalam
stadium kataral, mecegah dan menyembuhkan pneumonia dan oleh karena itu sangat
penting dalam pengobatan pertusis khususnya pada bayi muda.
b. Ampisilin dengan dosis 100 mg / kg BB / hari, dibagi dalam 4 dosis.
c. Lain-lain : Rovamisin, kotrimoksazol, klorampenikol dan tetrasiklin.
2. Ekspektoran dan mukolitik.
3. Kodein diberikan bila terdapat batuk-batuk yang hebat sekali.
4. Luminal sebagai sedative
6. Difteria
Difteria
adalah suatu penyakit infeksi mendadak yang di sebabkan oleh kuman
corynebacterium diphtheria.mudah menular dan yang di serang terutama traktus
respiratorius bagian atas dengan tanda khas terbentuknya pseudomembran dan di
lepaskannya eksotoksin yang dapat menimbulkan gejala umum dan lokal.
Etiologi
Di sebabkan oleh corynebacterium diphtheria,bakteri gram positif yang bersifat
polimorf,tidak bergerak dan tidak membentuk spora.pewarnaan sediaan langsung
dapat di lakukan dengan biru metilen atau biru toluidin.basil ini dapat di
temukan dengan langsung dari lesi.
Difteri dibagi atas
berapa bagian yaitu :
1) Difteri
hidung
Gejalanya paling ringan dan jarang
terdapat (hanya 2%).mula-mula hanya tampak pilek,tetapi kemudian sekeret yang
kluar tercampur darah sedikit yang berasal dari pseudomembran.penyebaran
pseudomembran dapat pula mencapai faring dan laring.penderita diobati seperti
penderita difteri lainnya.
2) Difteri
faring dan tonsil (difteri
fausial)
Paling sering di jumpai (75%).terdapat
radang akut tenggorokan,demam sampai 38,5 cc,takikardi,tampak lemah,napas
berbau,timbul pembengkakan kelenjar regional (bull neck).membran dapat berwarna
putih,abu-abu kotor,atau abu kehijauan dengan tepi yang sedikit terangkat.bila
membran diangkat akan timbul pendarahan.tetapi prosedur ini dikontradikasikan
memper cepatpenyerapan toksin.
3) Difteri
laring dan
trakea
Lebih sering sebagai jalaran difteri
faring dan tonsil (3 kali lebih banyak )dari pada primer mengenai laring.gejala
gangguan jalan nafas berupa suara serak dan stiridor inspirasi jelas dan bila
lebih berat dapat timbul sesak nafas berat,sianosis,demam sampai 40 cc dan
tampak retraksi suprasternal sertaepigastrium.pembesaran kelenjar regional akan
menyebabkan bull neck.pada pemeriksaan laring tampak kemerahan,sebab,banyak
sekeret dan permukaan ditutupi oleh pseudomembran.bila anak terlihat sesak dan
payah sekali maka harus segera ditolong dengan tindakan trakeostomi sebagai
pertolongan pertama.
4) Difteri
kutaneus
Merupakan keadaan yang sangat jarang
sekali terdapatan eng tie (1965) mendapatkan 30% infeksi kulit yang
diperiksanya mengandung kuman difteri.dapat pula timbul di daerah konjungtiva,vagina
dan umbilikus.
7.
Gastro enteritis
Gastroenteritis adalah keadaan dimana frekuensi buang air besar lebih dari 4 kali pada bayi dan lebih 3 kali pada anak dengan konsistensi feses encer, dapat berwarna hijau atau dapat pula bercampur lendir dan darah/lendir saja. (Sudaryat Suraatmaja.2005.
Gastroenteritis yaitu defekasi encer lebih dari tiga kali sehari dengan atau tanpa darah dan atau lender dalam feses. (Suharyono,1999)
Gastroenteritis adalah kehilangan cairan dan elektrolit yang berlebihan yang terjadi karena frekuensi satu kali atau lebih BAB dengan perubahan bentuknya yang encer atau cair. (Suriadi, 2001)
Gastroenteritis adalah suatu kondisi pada gaster yang ditandai dengan adanya muntah dan diare yang disebabkan infeksi, alergi, tidak toleran terhadap makanan tertentu atau mencerna toksin. (Tucker,1998)
Dari bebepara pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa gastroenteritis adalah buang air besar yang tidak normal atau bentuk feses encer dengan frekukensi lebih banyak dari biasanya.
Gastroenteritis adalah keadaan dimana frekuensi buang air besar lebih dari 4 kali pada bayi dan lebih 3 kali pada anak dengan konsistensi feses encer, dapat berwarna hijau atau dapat pula bercampur lendir dan darah/lendir saja. (Sudaryat Suraatmaja.2005.
Gastroenteritis yaitu defekasi encer lebih dari tiga kali sehari dengan atau tanpa darah dan atau lender dalam feses. (Suharyono,1999)
Gastroenteritis adalah kehilangan cairan dan elektrolit yang berlebihan yang terjadi karena frekuensi satu kali atau lebih BAB dengan perubahan bentuknya yang encer atau cair. (Suriadi, 2001)
Gastroenteritis adalah suatu kondisi pada gaster yang ditandai dengan adanya muntah dan diare yang disebabkan infeksi, alergi, tidak toleran terhadap makanan tertentu atau mencerna toksin. (Tucker,1998)
Dari bebepara pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa gastroenteritis adalah buang air besar yang tidak normal atau bentuk feses encer dengan frekukensi lebih banyak dari biasanya.
Etiologi
Penyebab diare dibagi dalam beberapa factor yaitu:
Penyebab diare dibagi dalam beberapa factor yaitu:
1.Infeksi
a.Infeksi
internal yaitu infeksi saluran pencernaan yang merupakan penyebab utama pada
anak yang disebabkan infeksi bakteri (E. Colli, Salmonella,Shigella,
Vibrio dll) parasit (protozoa:E. Hystolitica , G. Lamblia; cacing:Askaris,
trikurus; Jamur :kandida ) melalui fecal oral : makanan , minuman,yang tercemar
tinja atau kontak langsung dengan tinja penderita
b.Infeksi
parenteral yaitu infeksi dari bagian tubuh lain di luar alat pencernaan seperti
otitis media akut, tonsilofaringitis, infeksi parasit : cacing,protozoa,
jamur.keadaan ini terjadi pada bayi dan anak umur dibawah 2 tahun.
2. Malabsorsi
a.Mal absorpsi
kalbohidrat, disakarida ( intoleransi laktosa, maltosa dan sukrosa).
Pada bayi dan anak-anak yang terpenting
dan tersering adalah intoleransi laktosa.
b.Mal absorpsi lemak dan Mal absorpsi protein
b.Mal absorpsi lemak dan Mal absorpsi protein
3. Makanan : Makanan
basi, baeracun, alergi terhadap makanan
4. Psikologik
: Rasa takut dan cemas walaupun jarang dapat menimbulkan diare terutama pada
anak yang telah besar.
Pencegahan
Dalam
pencegahan penyakit Gastroenteritis dapat dilihat dalam lima tingkat pencegahan (five levels of prevention) sebagai
berikut :
1) Perbaikan
status gizi individu/perorangan ataupun masyarakat untuk membentuk daya tahan
tubuh yang lebih baik dan dapat melawan Agent penyakit yang akan
masuk kedalam tubuh, seperti mengkonsumsi bahan makanan yang mengandung zat
gizi yang lebih baik dan diperlukan oleh tubuh.
2) Pemberian
ASI Ekslusif kepada bayi yang baru lahir, karena ASI banyak mengandung kalori,
protein dan vitamin yang banyak dibutuhkan oleh tubuh, pencegahan ini bertujuan
untuk membentuk system kekebalan tubuh sehingga terlindung dari berbagai
penyakit infeksi seperti Gastroenteritis.
3) Diagnosa Dini
dan Pengobatan Segera (Early Diagnosis and Prompt Treatment)
4) Pemberantasan
Cacat (Disability Limitation)
Penyakit Gastroenteritis ini jika tidak
diobati secara baik dan teratur akan dapat menyebabkan kematian. Pembatasan
kecacatan (Disability Limitation) dalam mencegah terjadinya
penyakitGastroenteritis dapat dilakukan dengan berbagai upaya diantaranya
:
- Mencegah proses penyakit lebih lanjut dengan cara melakukan pengobatan secara berkesinambungan sehingga tercapai proses pemulihan yang baik.
-Melakukan perawatan khusus secara berkala guna memperoleh pemulihan kesehatan yang lebih cepat.
- Mencuci tangan sebelum makan
- Mencegah proses penyakit lebih lanjut dengan cara melakukan pengobatan secara berkesinambungan sehingga tercapai proses pemulihan yang baik.
-Melakukan perawatan khusus secara berkala guna memperoleh pemulihan kesehatan yang lebih cepat.
- Mencuci tangan sebelum makan
5) Rehabilitasi (Rehabilitation)
Rehabilitasi (Rehabilitation) dalam mencegah terjadinya penyakit Gastroenteritis dapat dilakukan dengan rehabilitasi fisik/medis apabila terdapat gangguan kesehatan fisik akibat penyakit Gastroenteritis
Rehabilitasi (Rehabilitation) dalam mencegah terjadinya penyakit Gastroenteritis dapat dilakukan dengan rehabilitasi fisik/medis apabila terdapat gangguan kesehatan fisik akibat penyakit Gastroenteritis
8. Disentri
Disentri berasal dari
bahasa Yunani, yaitu dys (gangguan) dan enteron(usus), yang berarti
radang usus yang menimbulkan gejala meluas dengan gejala buang air besar dengan
tinja berdarah, diare encer dengan volume sedikit, buang air besar dengan tinja
bercampur lender (mucus) dan nyeri saat buang air besar (tenesmus). Disentri
merupakan peradangan pada usus besar yang ditandai dengan sakit perut dan buang
air besar yang encer secara terus menerus (diare) yang bercampur lendir dan
darah.
Disentri merupakan
suatu infeksi yang menimbulkan luka yang menyebabkan tukak terbatas di colon
yang ditandai dengan gejala khas yang disebut sebagai sindroma disentri, yakni
:
1. Sakit di perut yang sering disertai
dengan tenesmus,
2. Berak-berak, dan
3. Tinja mengandung darah dan lendir.
Adanya darah dan
lekosit dalam tinja merupakan suatu bukti bahwa kuman penyebab disentri
tersebut menembus dinding kolon dan bersarang di bawahnya.Penyakit ini
seringkali terjadi karena kebersihan tidak terjaga,baik karena kebersihan diri
atau individu maupun kebersihan masyarakat dan lingkungan.
Penyebab
Penyebab
Disentri yang paling umum adalah tidak mencuci tangan setelah menggunakan
toilet umum atau tidak mencuci tangan sebelum makan. Cukup simple memang untuk
penyebab disentri sebagai kasus
klasik, tapi itulah kenyataannya. Secara garis besar penyebab penyakit disentri
sangat erat kaitannya dengan kebersihan lingkungan dan kebiasaan hidup bersih.
Bakteri penyebab penyakit disentri antara lain
kontak dengan bakteri Shigella dan beberapa jenis Escherichia coli (E. Coli).
Penyebab lain bakteri yang kurang umum dari diare berdarah
termasuk infeksi Salmonella dan Campylobacter. Untuk jenis penyakit disentri amoeba, disebabkan oleh
parasit Entamoeba histolytica
Mikroorganisme
penyebab disentri baik itu berupa bakteri maupun parasit menyebar dari orang ke
orang. Hal yang sering terjadi penderita menularkan anggota keluarga untuk
menyebarkannya ke seluruh anggota keluarga yang lainnya. Infeksi oleh
mikroorganisme penyebab disentri ini dapat bertahan dan menyebar untuk sekitar
empat minggu.
Disentri juga dapat
menyebar melalui makanan yang terkontaminasi. Negara miskin yang memiliki
sistem sanitasi yang tidak memadai menunjukkan angka yang tinggi untuk kejadian
kasus penyakit disentri. Frekuensi setiap patogen penyebab penyakit disentri
bervariasi di berbagai wilayah dunia. Sebagai contoh, Shigellosis yang paling
umum di Amerika Latin sementara Campylobacter adalah bakteri yang dominan di
Asia Tenggara. Disentri jarang disebabkan oleh iritasi kimia atau oleh cacing
usus.
Tanda dan gejala
Gejala-gejala disentri
antara lain :
- Buang air besar dengan tinja berdarah
- Diare encer dengan volume sedikit
- Buang air besar dengan tinja bercampur lendir (mucus)
- Nyeri saat buang air besar (tenesmus)
Ciri-ciri saat jika terkena disentri
adalah sebagai berikut :
- Panas tinggi (39,50°C – 40,0°C), appear toxic
- Muntah-muntah
- Sakit kram di perut dan sakit di anus saat BAB
- Kadang disertai gejala serupa ensefalitis dan sepsis
- Diare disertai darah dan lendir dalam tinja
- Frekuensi BAB umumnya lebih sedikit
- Sakit berut hebat (kolik)
Pencegahan
Disentri amoeba
Makanan, minuman dan keadaan lingkungan hidup yang memenuhi syarat kesehatan
merupakan sarana pencegahan penyakit yang sangat penting. Air minum sebaiknya
dimasak dahulu karena kista akan binasa bila air dipanaskan 500C
selama 5 menit. Penting sekali adanya jamban keluarga, isolasi dan pengobatan
carrier. Carrier dilarang bekerja sebagai juru masak atau segala pekerjaan yang
berhubungan dengan makanan. Sampai saat ini belum ada vaksin khusus
untuk pencegahan. Pemberian kemoprofilaksis bagi wisatawan yang akan
mengunjungi daerah endemis tidak dianjurkan.
Disentri basiler Belum
ada rekomendasi pemakaian vaksin untuk Shigella. Penularan disentri basiler
dapat dicegah dan dikurangi dengan kondisi lingkungan dan diri yang bersih
seperti membersihkan tangan dengan sabun, suplai air yang tidak terkontaminasi,
penggunaan jamban yang bersih
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Dari
papran atau penjeasan di atas, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa sesuai
dengan makalah “Penyakit Yang Lazim Timbul Pada Anak”. Penulis menyimpulkan
bahwa penyakit yang terjadi atau diderita anak harus segera kita obati dan cara
pengobatannya juga kita harus sudah tahu atau mengerti.
SARAN
Menyadari
bahwa penulis mash jauh dari kata sempurna, kedepannya penulis akan lebih focus
dalam menjelaskan tentang makalah di atas dengan sumber-sumber yang lebih
banyak yang tentunya dapat dipertanggung jawabkan.
DAFTAR PUSTAKA
Wahidiyat,Iskandar.1985.Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta.1981.Buku
Kuliah 2 Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta.
SOAL LATIHAN
1. Seorang
wanita datang, sejak 2 hari terdapat bercak-bercak kemerahan di sekitar mulut,
keropeng di bibir. PF : Eritema, vesikel, bula di sekitar bibir dan mukosa
mulut. Riwayat minum obat 5 hari yang lalu. Faktor pencetus yang paling
mungkin………
A. alergi obat
B. infeksi
C. neoplasma
D. inflamasi
E. infestasi
A. alergi obat
B. infeksi
C. neoplasma
D. inflamasi
E. infestasi
2. Komplikasi
penyakit tersebut diatas yang dapat menyebabkan kematian……..
A. meningitis
B. hepatitis
C. perdarahan gastrointestinal
D. DIC
E. Sepsis
A. meningitis
B. hepatitis
C. perdarahan gastrointestinal
D. DIC
E. Sepsis
anak 2 bln
--> ke UGD, perut kembung, muntah, tidak buang air besar sejak 4hr yll. Ada riwayat diare menyemprot. Pada pemeriksaan ditemukan pergerakan meconium yg
lambat dan obstipasi berulang
3. Mana
diagnosis yg paling tepat?
A. Intussuception
B. Diare akut
C. Enterocolitis
D. Hirschprung's disease
E. Ulcerative colitis
A. Intussuception
B. Diare akut
C. Enterocolitis
D. Hirschprung's disease
E. Ulcerative colitis
bayi
perempuan 9 bln --> UGD, sering buang air besar berdarah dan berlendir.
Sehari sebelumnya bayi tampak gelisah dan menangis melengking, hal ini terjadi
berulang2. Tidak ada demam sebelumnya, pada pemeriksaan ditemukan massa di
epigastrium dan tidak ada portio-like appearance pada colok dubur
4. Mana
diagnosis paling tepat?
A. Disentri amuba
B. Intussuception
C. Haemorrhoid
D. Ulcerative colitis
E. Perforated Meckel's diverticulum
A. Disentri amuba
B. Intussuception
C. Haemorrhoid
D. Ulcerative colitis
E. Perforated Meckel's diverticulum
5. anak 9th --> klinik mata, mata gatal,
blepharospasme, fotofobia, sekret mata yg copious mucoid, visus (N), slit lamp
--> cobblestone pada palpebra superior
penatalaksanaan?
A. antibiotik topikal
B. antimetabolik topikal
C. acyclovir topikal
D. antihistamin topikal
E. Topical artificial tears
pria 35th, mata gatal, merah, sekret sperti susu pada konjungtiva. slit lamp --> pappilla di konjungtiva tarsal superior dan inferior. riwayat keluarga dgn penyakit atopik
penatalaksanaan?
A. antibiotik topikal
B. antimetabolik topikal
C. acyclovir topikal
D. antihistamin topikal
E. Topical artificial tears
pria 35th, mata gatal, merah, sekret sperti susu pada konjungtiva. slit lamp --> pappilla di konjungtiva tarsal superior dan inferior. riwayat keluarga dgn penyakit atopik
6 . Diagnosis?
A. vernal conjunctivitis
B. Atopic conjunctivitis
C. Acute conjunctivitis
D. Flictenularis conjunctivitis
E. Follicle conjunctivitis
A. vernal conjunctivitis
B. Atopic conjunctivitis
C. Acute conjunctivitis
D. Flictenularis conjunctivitis
E. Follicle conjunctivitis
7. Anak 3 tahun diantar ibunya
krn belum bisa komunikasi
mana hal berikut yg menunjukkan dampak pada anak?
A. ketulian memberi hal yg sangat bermakna pd anak usia sekolah (6-9th)
B. ketulian mempengaruhi 'educational performance' dan perkembangan sosial
C. ketulian pd anak memberi dampak yg sama spt ketulian pd dewasa
D. ketulian pd usia dini (0-3) tidak mempengaruhi perkembangan bicara
E. ketulian pd usia skolah (6-9) mempengaruhi perkembangan bicara
mana hal berikut yg menunjukkan dampak pada anak?
A. ketulian memberi hal yg sangat bermakna pd anak usia sekolah (6-9th)
B. ketulian mempengaruhi 'educational performance' dan perkembangan sosial
C. ketulian pd anak memberi dampak yg sama spt ketulian pd dewasa
D. ketulian pd usia dini (0-3) tidak mempengaruhi perkembangan bicara
E. ketulian pd usia skolah (6-9) mempengaruhi perkembangan bicara
8. daya
tahan tubuh yang lemah/menurun, virulensi dan jumlah kuman yang memegang peranan penting dalam terjadinya infeksi pada penyakit...
a. TBC.
b.
asma
c.
radang paru
d.
ISPA
e.
diare
9. Anak
perempuan 5th --> nyeri pada telinga kiri. 2mgg sebelumnya menurut ibunya,
anaknya pernah ke poli THT dgn keluhan otitis media akut supuratif bilateral
tetapi sudah sembuh. Ditemukan kolesteatoma pada telinga kiri. pasien ini
direncanakan u/ operasi pengangkatan kolesteatoma.
Apa tujuan dilakukan operasi?
A. perbaikan pendengaran
B. menjaga penurunan pendengaran
C. mengangkat seluruh jaringan patologis
D. mempertahankan keutuhan dinding posterior canal
E. rekonstruksi dari membran timpani
Apa tujuan dilakukan operasi?
A. perbaikan pendengaran
B. menjaga penurunan pendengaran
C. mengangkat seluruh jaringan patologis
D. mempertahankan keutuhan dinding posterior canal
E. rekonstruksi dari membran timpani
10.Seorang ibu, bayi perempuan 8 bulan, BAB ± 4 – 5 x/hari disertai sisa
makanan yang belum tercerna sempurna sejak 2 minggu terakhir. Ibu bekerja sebagai
guru & memberikan ASI 1x sebelum berangkat kerja & sepulang kerja 3-4 x
. Makanan tambahan bubur susu 3x/hari & sari jeruk peras 1x sehari. Ayah
tidak bekerja, nenek bantu asuh bayi. Anjuran terbaik?
a.Sementara ibu berhenti bekerja
b.Pemberian bubur susu dihentikan
c.Pemberian sari jeruk peras dihentikan
d.Diberikan imunisasi
e.Dikonsultasikan ke puskesmas
a.Sementara ibu berhenti bekerja
b.Pemberian bubur susu dihentikan
c.Pemberian sari jeruk peras dihentikan
d.Diberikan imunisasi
e.Dikonsultasikan ke puskesmas
11. Seorang anak
laki usia 23 bulan, BB 6,1 kg, PB 78 cm, dirawat di RS dengan keluhan sakit perut selama 3 hari berturut-turut. Anak cengeng, wajah sayu, otot hipotrofi, & jar
subkutis sangat sedikit + udem pada dorsum pedis. Diagnosis tersebut adalah.
a. diare akut
b. meningitis
c. hepatitis
d. parotis
e. kronis
12. Bayi 2 hari datang ke UGD dengan keluhan muntah muntah, belum BAB. PF:
anus normal, perut tampak distensi dan peristaltic meningkat. Colok dubur:
meconium menyemprot lalu obstipasi lagi. Diagnosa?
a. Meconium plug syndrome
b. Meconium ileus
c. Penyakit Hirschprung
d. Rectal stenosis
d. Anal membrane stenosis
13. Ibu memebawa anaknya berusai 8 bulan ke Puskesmas dengan demam sejak 3
hari, tidak nafsu makan, demam pada malam hari. Diagnosa?
a. DBD
b. typhoid
c. malaria
d .radang
pada
e. demam biasa
14. Anak 5 tahun dengan keluhan gatal-gatal daerah anal. Pemeriksaan penunjang
yang mendukung diagnosa?
a. biak tinja
b. periksa tinja langsung
c. periksa tinja apung
d. periksa tinja endapan
e. graham schotch tape
15. Anak 23
bulan, diare kronis, pemeriksaan yang dilakukan:
a. darah tepi yang terdapat pada feses
b. protein serum
c. Rontgen thorax
d. pemeriksaan
anus
e. pemeriksaan
hidung dan mulut
16. Anak usia 6 bulan, BB 6,5 kg, datang dengan sesak napas. Sebelumnya panas
tidak tinggi, batuk berdahak, pilek. Pada pemeriksaan fisik didapatkan
ekspirasi memanjang, ronkhi basah nyaring. Rontgen: hiperaerasi…Diagnosanya:
a. Bronkopneumonia
b. Bronkiolitis
c. Asma bronchial
d. diare
e. malaria
17. Bayi lakilaki 7 bulan, BB 8,5kg . mengalami flu perut, flu lambung, atau virus
perut. Infeksi ini menyebabkan terjadinya mual, muntah, diare, kram perut, dan
terkadang demam.dari asus diatas diagnosa yang kemungkinan terjadi adalah
a. Gastroenteritis
b. malaria
c. asma
d. TBC
e. bronkiolitis
18.Mual dan
muntah,Kehilangan nafsu makan, Penurunan berat badan, Terkadang muncul demam,
sakit kepala, dan sakit ototmerupakan tanda /gejala pada penyakit...
a. asma
b. TBC
c. gastroentritis
d. malaria
e. TB paru
19.
tujuan utama dari pengobatan gastroentritis adalah untuk mencegah
terjadinya...
a. mempertahankan
keutuhan dinding posterior canal
b. ketahanan tubuh
c. dehidrasi
d. mencegah penurunan
zat besi
e. malnutrisi
20. Hindari mengonsumsi makanan mentah, baik sayuran
maupun buah-buahan yang sudah dikupas
atau disentuh oleh tangan orang lain,Jangan mengonsumsi daging yang tidak
dimasak dengan matang. Pastikan meminta orang yang untuk memasaknya hingga
matang.pernyataan tersebut merupakan pencegahan dari penyakit...
a. malaria
b. TBC
c. asma
d. gastroentritis
e. piboria
The best slots and casino games to play right now
BalasHapusThe best 김천 출장샵 slots and casino 성남 출장샵 games to 전라북도 출장안마 play right now · 1. Double Diamond Slot · 2. Triple Crown Slot · 3. 서귀포 출장마사지 Dragon Tiger Slot 수원 출장샵 · 4. Rainbow Riches Slot · 5. Super Chilli.